Show simple item record

dc.contributor.authorPalupi, Endah R.
dc.contributor.authorSurachman, Memen
dc.contributor.authorKartika
dc.contributor.authorWarid
dc.date.accessioned2014-12-17T03:33:54Z
dc.date.available2014-12-17T03:33:54Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71815
dc.description.abstractSalah satu kendala dalam produksi minyak jarak adalah pemasakan buah yang tidak serempak, sehingga panen harus dilakukan secara bertahap, yang meningkatkan kebutuhan tenaga kerja. Penelitian aplikasi etephon ini bertujuan untuk menyerempakkan pemasakan buah jarak pagar. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan IPB di Leuwikopo dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Citeureup dari September 2009 sampai 2010. Penelitian terdiri atas dua percobaan, pertama adalah pengamatan perkembanagn buah dan biji yang dimulai dari 30 hari setelah antesis. Percobaan kedua adalah aplikasi etephon untuk menyerempakkan pemasakan buah yang dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama etephon dengan konsentrasi 0, 200, 400, 600, 800, 1000, and 1200 ppm diaplikasikan pada buah yang berumur 40 dan 45 HAS pada musim hujan, sedang pada tahap dua etephon konsentrasi 0, 100, 200, 300, 400 ppm pada buah dengan umur yang sama pada musim kemarau. Rancangan acak kelompok digunakan pada ke dua percobaan tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa aplikasi etephon dapat dilakukan pada umur buah 40 dan 45 HSA, agar akumulasi cadangan makanan tidak terganggu. Konsentrasi etephon 200 ppm dapat mempercepat pemasakan buah pada musim hujan tanpa mempengaruhi mutu buah dan biji, sehingga buah masak lebih serempak . Pada musim kemarau aplikasi etephon pada buah yang berumur 45 HSA tidak efisien karena tidak dapat memperpendek periode pemasakan buah. Percepatan pemasakan terjadi apabila aplikasi etephon dengan konsentrasi 100 ppm dilakukan pada buah berumur 40 HSA.en
dc.description.abstractOne of the major constraints in Atrophy oil production is asynchronous fruit ripening, therefore harvesting needs to be carried out accordingly which lead to drudgery. This study on application of etephon was designed to promote synchronous fruits ripening. The study was conducted at Leuwikopo Experimental Garden and PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Citeureup from September 2009 to August 2010. The study consisted of two experiments. The first experiment was observation of seeds development starting from 30 day after anthesis. The second experiment aimed at determining the concentration of etephon and the time of application to synchronize fruit ripening was carried out in two stages. In the first stage 0, 200, 400, 600, 800, 1000, and 1200 ppm of etephon were applied on fruits at 40 and 45 days after anthesis during the rainy season. In the second stage 0, 100, 200, 300, 400 ppm of etephon were applied on fruits of the same maturation stages in the dry season. A randomized complete block design was used in the second experiment. The results show that etephon was best applied at 40 or 45 days after anthesis to avoid obstruction of storage reserve accumulation. Etephon 200 ppm shorten fruit maturation periode, hence more synchronous fruit maturation, in the rainy season without reducing fruit and seed quality. During the dry season application of etephon at 45 days after anthesis was ineffective. More synchronous fruit maturation was obtained when 100 ppm etephon was applied at 40 days after anthesis.en
dc.language.isoid
dc.publisherbogor agricultural university
dc.titleAplikasi etephon untuk menyerempakkan kemasakan Buah jarak pagar (jatropha curcas l.)en
dc.title.alternativeProsiding Seminar Hasil - Hasil Penelitian IPB 2010en
dc.typeArticleen
dc.subject.keywordJatrophaen
dc.subject.keywordetephonen
dc.subject.keywordperkembangan bijien
dc.subject.keywordkeserempakan masaken
dc.subject.keywordkadar minyaken


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record