dc.description.abstract | Isu strategis pembangunan koperasi di Indonesia saat ini adalah pentingnya penguatan kapabilitas dan daya saing koperasi susu sebagai pemasok domestik yang utama agar ketergantungan terhadap impor dapat dikurangi sehingga kedaulatan pangan nasional dapat terwujud. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan (knowledge-gap) saat ini baik di tingkat pengurus dan karyawan koperasi; (2) menghasilkan model evaluasi kinerja KUD/Koperasi Susu berdasarkan Teknik Balance Scorecard. Hasil terhadap analisis knowledge gap adalah bahwa dari 7 variabel yang dikaji yang memiliki gap terbesar adalah variabel visi bersama (0,512). Hasil identifikasi terhadap indikator dari setiap dimensi yang mempengaruhi kinerja koperasi susu diperoleh sebagai hasil elaborasi dari studi literatur, observasi lapang dan survei pakar. Dari tahap ini dihasilkan 9 indikator kinerja kunci (IKK) yang terdistribusi pada perspektif kinerja dan akan dijadikan dasar dalam pengukuran kinerja koperasi susu, yaitu: tingkat pertumbuhan penjualan, tingkat profitabilitas koperasi, pertumbuhan Return On Assets per tahun, harga jual produk, jumlah pesaing, skala usaha, pembagian tugas dan wewenang, kapabilitas karyawan, dan tingkat kesenjangan pengetahuan karyawan. Kesembilan IKK terdistribusi pada perspektif keuangan (30%), perspektif pelanggan (20%), perspektif proses bisnis internal (10%), pertumbuhan dan pembelajaran (30%). Pada level alternatif, indikator prioritas pada perspektif keuangan adalah tingkat pertumbuhan penjualan (39.1%). Pada perspektif pelanggan, adalah pada indikator harga jual produk (61.0%). Sementara pada perspektif proses bisnis internal, adalah skala usaha. Untuk perspektif pertumbuhan pembelajaran adalah indikator tingkat kapabilitas karyawan (35.5%) dan tingkat kesenjangan pengetahuan karyawan (35.5%). Pendekatan. Isu strategis pembangunan koperasi di Indonesia saat ini adalah pentingnya penguatan kapabilitas dan daya saing koperasi susu sebagai pemasok domestik yang utama agar ketergantungan terhadap impor dapat dikurangi sehingga kedaulatan pangan nasional dapat terwujud. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan (knowledge-gap) saat ini baik di tingkat pengurus dan karyawan koperasi; (2) menghasilkan model evaluasi kinerja KUD/Koperasi Susu berdasarkan Teknik Balance Scorecard. Hasil terhadap analisis knowledge gap adalah bahwa dari 7 variabel yang dikaji yang memiliki gap terbesar adalah variabel visi bersama (0,512). Hasil identifikasi terhadap indikator dari setiap dimensi yang mempengaruhi kinerja koperasi susu diperoleh sebagai hasil elaborasi dari studi literatur, observasi lapang dan survei pakar. Dari tahap ini dihasilkan 9 indikator kinerja kunci (IKK) yang terdistribusi pada perspektif kinerja dan akan dijadikan dasar dalam pengukuran kinerja koperasi susu, yaitu: tingkat pertumbuhan penjualan, tingkat profitabilitas koperasi, pertumbuhan Return On Assets per tahun, harga jual produk, jumlah pesaing, skala usaha, pembagian tugas dan wewenang, kapabilitas karyawan, dan tingkat kesenjangan pengetahuan karyawan. Kesembilan IKK terdistribusi pada perspektif keuangan (30%), perspektif pelanggan (20%), perspektif proses bisnis internal (10%), pertumbuhan dan pembelajaran (30%). Pada level alternatif, indikator prioritas pada perspektif keuangan adalah tingkat pertumbuhan penjualan (39.1%). Pada perspektif pelanggan, adalah pada indikator harga jual produk (61.0%). Sementara pada perspektif proses bisnis internal, adalah skala usaha. Untuk perspektif pertumbuhan pembelajaran adalah indikator tingkat kapabilitas karyawan (35.5%) dan tingkat kesenjangan pengetahuan karyawan (35.5%). PendekatanIsu strategis pembangunan koperasi di Indonesia saat ini adalah pentingnya penguatan kapabilitas dan daya saing koperasi susu sebagai pemasok domestik yang utama agar ketergantungan terhadap impor dapat dikurangi sehingga kedaulatan pangan nasional dapat terwujud. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan (knowledge-gap) saat ini baik di tingkat pengurus dan karyawan koperasi; (2) menghasilkan model evaluasi kinerja KUD/Koperasi Susu berdasarkan Teknik Balance Scorecard. Hasil terhadap analisis knowledge gap adalah bahwa dari 7 variabel yang dikaji yang memiliki gap terbesar adalah variabel visi bersama (0,512). Hasil identifikasi terhadap indikator dari setiap dimensi yang mempengaruhi kinerja koperasi susu diperoleh sebagai hasil elaborasi dari studi literatur, observasi lapang dan survei pakar. Dari tahap ini dihasilkan 9 indikator kinerja kunci (IKK) yang terdistribusi pada perspektif kinerja dan akan dijadikan dasar dalam pengukuran kinerja koperasi susu, yaitu: tingkat pertumbuhan penjualan, tingkat profitabilitas koperasi, pertumbuhan Return On Assets per tahun, harga jual produk, jumlah pesaing, skala usaha, pembagian tugas dan wewenang, kapabilitas karyawan, dan tingkat kesenjangan pengetahuan karyawan. Kesembilan IKK terdistribusi pada perspektif keuangan (30%), perspektif pelanggan (20%), perspektif proses bisnis internal (10%), pertumbuhan dan pembelajaran (30%). Pada level alternatif, indikator prioritas pada perspektif keuangan adalah tingkat pertumbuhan penjualan (39.1%). Pada perspektif pelanggan, adalah pada indikator harga jual produk (61.0%). Sementara pada perspektif proses bisnis internal, adalah skala usaha. Untuk perspektif pertumbuhan pembelajaran adalah indikator tingkat kapabilitas karyawan (35.5%) dan tingkat kesenjangan pengetahuan karyawan (35.5%). Pendekatan Isu strategis pembangunan koperasi di Indonesia saat ini adalah pentingnya penguatan kapabilitas dan daya saing koperasi susu sebagai pemasok domestik yang utama agar ketergantungan terhadap impor dapat dikurangi sehingga kedaulatan pangan nasional dapat terwujud. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan (knowledge-gap) saat ini baik di tingkat pengurus dan karyawan koperasi; (2) menghasilkan model evaluasi kinerja KUD/Koperasi Susu berdasarkan Teknik Balance Scorecard. Hasil terhadap analisis knowledge gap adalah bahwa dari 7 variabel yang dikaji yang memiliki gap terbesar adalah variabel visi bersama (0,512). Hasil identifikasi terhadap indikator dari setiap dimensi yang mempengaruhi kinerja koperasi susu diperoleh sebagai hasil elaborasi dari studi literatur, observasi lapang dan survei pakar. Dari tahap ini dihasilkan 9 indikator kinerja kunci (IKK) yang terdistribusi pada perspektif kinerja dan akan dijadikan dasar dalam pengukuran kinerja koperasi susu, yaitu: tingkat pertumbuhan penjualan, tingkat profitabilitas koperasi, pertumbuhan Return On Assets per tahun, harga jual produk, jumlah pesaing, skala usaha, pembagian tugas dan wewenang, kapabilitas karyawan, dan tingkat kesenjangan pengetahuan karyawan. Kesembilan IKK terdistribusi pada perspektif keuangan (30%), perspektif pelanggan (20%), perspektif proses bisnis internal (10%), pertumbuhan dan pembelajaran (30%). Pada level alternatif, indikator prioritas pada perspektif keuangan adalah tingkat pertumbuhan penjualan (39.1%). Pada perspektif pelanggan, adalah pada indikator harga jual produk (61.0%). Sementara pada perspektif proses bisnis internal, adalah skala usaha. Untuk perspektif pertumbuhan pembelajaran adalah indikator tingkat kapabilitas karyawan (35.5%) dan tingkat kesenjangan pengetahuan karyawan (35.5%). Pendekatan model strategi berbasis pengetahuan diharapkan mampu memberikan gambaran yang mendekati realitas dari sistem usaha koperasi. | en |