Show simple item record

dc.contributor.authorWiryawan, Budy
dc.contributor.authorZulbainarni, Nimmi
dc.contributor.authorSampono, Nono
dc.date.accessioned2014-05-08T03:59:37Z
dc.date.available2014-05-08T03:59:37Z
dc.date.issued2013-09
dc.identifier.isbn978-602-14722-0-0
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/68911
dc.description.abstractPerikanan merupakan salah satu sektor prioritas dalam perwujudan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan dimulai pada tahun 2015. Pertumbuhan berbagai industri dan bertambahnya penduduk di Jakarta membutuhkan ruang terbuka yang luas. Daya tarik Jakarta telah memicu kepadatan penduduk yang tinggi, dengan jumlah penduduk mencapai 9,7 juta jiwa. Hal ini tentu saja mendorong terjadinya reklamasi sebagai solusi terhadap kebutuhan lahan yang semakin mendesak. Salah satu daerah yang akan direklamasi adalah "water front city" Teluk Jakarta yang berhadapan langsung dengan laut sehingga berdampak terhadap aktivitas perikanan. Oleh karena itu tujuan penulisan paper ini adalah menganalisis dampak kegiatan reklamasi terhadap aktivitas perikanan melalui penilaian lingkungan dan valuasi ekonomi. Metode penilaian lingkungan yang digunakan adalah analisis deskriptif dari hasil data primer dan data sekunder serta analisis spasial. Berdasarkan hasil penilaian lingkungan yang dlakukan kemudian divaluasi secara ekonomi dengan metode Extended Cost Benefit Analysis (ECBA). Secara umum kondisi kualitas lingkungan perairan Teluk Jakarta menunjukkan bahwa kualitas yang buruk ada di bagian tengah teluk Jakarta. Berdasarkan valuasi ekonomi kegiatan reklamasi di Teluk Jakarta dapat diteruskan karena dampak positif lebih besar daripada dampak negatifnya khususnya untuk perikanan, dengan syarat proses pemantauan dan pengawasan reklamasi (RKL/RPL) dilakukan secara ketat dan sesuai dengan Panduan International tentang Reklamasi dan sesuai dengan peraturan perundangan.en
dc.description.abstractFishery is one of the priority sectors in the realization of the ASEAN Economic Community (AEC) which will starting in 2015.Growth of various industries and increasing population in Jakarta requires a large open space. Jakarta appeal has sparked a high population density, with a population of 9.7 million people. This of course led to reclamation of coastal land as a solution to the needs of an increasingly urgent. One of the areas that will be reclaimed as water front city is Jakarta Bay that will effect on fishereis activity Therefore the objective of this paper was to analyze the impact of reclamation on fishery activities through environmental assessment and economic valuation. Environmental assessment method used is descriptive analysis the primary data gathered from and secondary data that combined with1 spatial analysis. Based on the results of the environmental assessment, then the economic valuation using Extended Cost Benefit Analysis (ECBA) has been applied. In general, environmental quality of Jakarta Bay waters showed that poor quality was in the center of Jakarta Bay. Based on the economic valuation indicated that reclamation activities could be forwarded due to having a higher positive impact than its negative impacts to fisheries in particular; as long as the process of Environmental Monitoring and Supervision (EMMP) is done strictly following International Guidance for Reclamation, and to legislations related to coastal development.en
dc.language.isoid
dc.publisherPengurus Pusat lkatan Sarjana Ekonomi Indonesia
dc.titlePenilaian lingkungan dan valuasi ekonomi perikanan terhadap reklamasi 'water front city' Teluk Jakartaen
dc.subject.keywordMasyarakat Ekonomi Aseanen
dc.subject.keywordPerikananen
dc.subject.keywordReklamasien
dc.subject.keywordPenilaian lingkunganen
dc.subject.keywordvaluasi ekonomien


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record