dc.description.abstract | Anggrek memiliki bentuk dan corak bunga yang beraneka ragam dan indah dipandang mata. Dalam meningkatkan budi daya anggrek, metode kultur jaringan dapat digunakan sebagai salah satu perbanyakan tanaman secara cepat karena menghasilkan bibit yang seragam dan dalam jumlah banyak, akan tetapi keberhasilannya sangat ditentukan oleh banyak factor diantaranya adalah genotipe tanaman, umur dan jenis eksplan serta media kultur yang digunakan termasuk komposisi zat pengatur tumbuh. Tujuan penelitian mendapatkan komposisi media yang optimal untuk induksi kalus dan regenerasi meriklon anggrek Phalaenopsis pada kultur in vitro. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 - Juni 2012, di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Departemen Agronomi, Institut Pertanian Bogor. Bahan tanaman yang digunakan adalah populasi F2 anggrek Phalaenopsis hasil selfing dari hibrida (F1) hasil persilangan antara Phalaenopsis ‘Phuket Beauty’ dengan Phalaenopsis ‘Zauber Rose’ yang sudah berbentuk planlet. Media dasar yang digunakan Murashige & Skoog (1962), dengan penambahan zat pengatur tumbuh BAP, TDZ, 2,4 D. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan delapan macam komposisi zat pengatur tumbuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media M-5 (½ MS + 0,5 mg/l BA + 0.5 mg/l TDZ + 0.2 mg/l 2,4-D) menghasilkan eksplan hidup paling tinggi sebesar 93.3% dan membentuk kalus lebih cepat yaitu enam minggu setelah kultur pada media inisiasi, begitu juga dengan persentase pembentukan bulb, yaitu sebesar 80%. | en |