Show simple item record

dc.contributor.authorBoediono, Arief
dc.contributor.authorSetiadi, Mohamad Agus
dc.contributor.authorAgungpriyono, Srihadi
dc.date.accessioned2010-04-22T08:16:39Z
dc.date.available2010-04-22T08:16:39Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/6767
dc.description.abstractUpaya pelestarian dan budidaya domba Garut dapat didekati dengan introduksi bioteknologi reproduksi berupa inseminasi buatan (IB), produksi embrio secara in vitro, transfer embrio (TE), serta aplikasi teknologi terkait. Penelitian ini dilakukan dalam suatu rangkaian penelitian: 1) morfologi dan perkembangan ovarium dan testis domba, 2) pembekuan spermatozoa, 3) preservasi testis dan epididymis, 4) kajian aglutinasi spermatozoa, 5) produksi embrio in vitro, 6) pengeringbekuan spermatozoa, 7) fertilisasi oosit melalui teknik mikro fertilisasi (ICSI) dengan spermatozoa hasil pengeringbekuan, serta 8) transplantasi ovarium domba Garut pada uterus kelinci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ovarium kanan dan kiri memiliki aktifitas yang relatif sama, perkembangan folikel dan oosit terjadi pada berbagai status ovarium domba. Tahapan spermatogenesis digolongkan dalam delapan tahap (sekitar 47 hari). Pada proses pembekuan semen, penambahan trehalosa 0,2% merupakan dosis optimal. Spermatozoa motil masih dapat ditemukan sampai hari ke-12 (dari jaringan cauda epididymis) dan hari ke-10 (dari jaringan ductus deferens) setelah penyimpanan pada suhu 4oC. Tingkat aglutinasi terendah ditemukan pada spermatozoa asal cauda epidiymis. Sebaran protein dengan intensitas tertinggi pada kisaran 25-40 kDa ditemukan pada epididymis. Produksi embrio domba in vitro dapat dilakukan dengan memanfaatkan oosit yang berasal dari pasangan ovarium dengan berbagai macam status reproduksi. Persentase tertinggi integritas DNA spermatozoa domba hasil pengeringbekuan diperoleh pada perlakuan penambahan ethylene glycol-bis [beta-aminoethyl ether]-N,N,N’,N’-tetraacetic acid (EGTA). Spermatozoa hasil pengeringbekuan dengan penambahan EGTA mampu mendukung pembentukan dua pronuclei setelah fertilisasi mikro (ICSI). Ovarium domba dapat bertahan hidup sampai 9 hari setelah ditransplantasikan pada kelinci bunting semu 1 dan 7 hari.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subjectSpermatozoa, aglutinasi, Pengeringbekuan, Embrio, Transplantasiid
dc.titlePelestarian Plasma Nutfah dalam Pembentukan Bank Genom melalui Optimalisasi Sistem Reproduksi dan Aplikasi Teknologi Reproduksi Bantuan pada Domba Garutid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record