dc.contributor.author | Syafyudin Yusuf\ Neviaty P. Zamany2 | |
dc.date.accessioned | 2013-12-23T05:37:04Z | |
dc.date.available | 2013-12-23T05:37:04Z | |
dc.date.issued | 2009 | |
dc.identifier.isbn | 978-979-1267-64-9 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/66526 | |
dc.description.abstract | XXVII. ANALISIS PENENTUAN KUOTA KARANG AlAM UNTUK PEMANFMTAN YANG lESTARI (Contoh Kasus di Kepulauan Spermonde. Makassar) Analysis ofWild Coral Quota Determining for Sustainable Use (Case in Spermonde Islands. Makassar) Semua jenis karang batu (Scleractinia) termasuk dalam daftar CITES (Convention on Intemational Trade of Endangered Species) Appendix II. Karang batu yang termasuk kategori tersebut dianggap langka tetapi masih dapat dimanfaatkan secara terbatas antara lain dengan penjatahan (kuota) dan pengawasan yang ketat (P20-L1PI. PHPA. WWF Indonesia. 2001). Pemanfaatan karang batu yang masih hidup oleh negara-negara maju dijadikan sebagai pengisi akuarium yang sangat indah. Sebagai negara tropis. Indonesia termasuk negara pengekspor karang hidup sejak tahun 1970-an (Raymakers. 2001). Perdagangan karang hidup di seluruh dunia terus meningkat 12-30 % per tahun (Bruckner. 2001). Sementara Indonesia merupakan negara pengekspot terbesar setelah Filipina mengurangi jumlah ekspornya (Bruckner 2001; Green and Shirley. 1999; Shoup. 1996). Lebih dari 35 negara yang mengimpor karang dari Indonesia seperti USA. Jepang. negaranegara Europe dan Asia (Raymakers. 2001). Sementara negara pengimpor paling banyak adalah USA (Asosiasi Karang. Kerang dan Ikan Hias Indonesia. 2001). Suatu analisis data yang dilakukan oleh CITES pada periode 1990-an bahwa kuota yang ditetapkan oleh Management Authority Indonesia mengilustrasikan beberapa masalah yang | en |
dc.description.sponsorship | Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan | en |
dc.language.iso | id | |
dc.publisher | Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang COREMAP II Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan | |
dc.subject.ddc | Simposium Nasional Terumbu Karang II | en |
dc.title | Prosiding Simposium Nasional Terumbu Karang II | en |
dc.title.alternative | Prosiding Simposium Nasional Terumbu Karang II | en |
dc.type | Book | en |
dc.subject.keyword | Simposium Nasional Terumbu Karang II | en |