Karakterisasi dan Identifikasi Marka Gen Pertumbuhan dan Produksi Susu Domba Lokal
Abstract
Pertumbuhan ternak domba berkorelasi positif dengan bobot lahir, pertambahan bobot badan harian dan bobot potong. Pada tahap perkembangan anak domba yang menyusui, produksi susu yang dihasilkan induk sangatlah menentukan perkembangan anak pada awal pertumbuhan. Penelitian bertujuan memperoleh hubungan kekerabatan antar domba lokal di kawasan Indonesia Timur (Domba Dongala, Kisar, Rote dan Sumbawa) dengan kawasan barat (Domba Garut, Jonggol dan Madura). Penelitian dilakukan bertahap: 1). pengumpulan data dasar (bobot dan parameter tubuh); 2). pendeteksian keragaman mikrosatelit DNA (CSSM018, IDVGA30 dan ILSTS054) dan keragaman gen (calpastatin, κ-kasein, β-kasein dan β-laktoglobulin). Penentuan jarak genetik menggunakan fungsi diskriminan sederhana, pengukuran keragaman genetik menggunakan nilai rataan heterozigisitas, dan untuk melihat struktur populasi menggunakan nilai indeks fiksasi (F-statistik). Diperoleh bahwa domba Garut dan Indramayu mempunyai bobot badan dan ukuran tubuh lebih tinggi dibandingkan domba lainnya. Kelompok domba Rote mempunyai nilai kesamaan paling rendah 72,41%, domba Indramayu 81,82%, domba Kisar 83,21 %, domba Jonggol 92,32 %, domba Garut 95,34 %, domba Donggala 97,44 %, dan domba Sumbawa mempunyai kesamaan paling tinggi 100 %. Lokus CSSM018 memiliki variasi genotipe, alel yang tinggi dan nilai heterozigositas tertinggi (ĥ = 0,5607) pada ekor gemuk. Frekuensi tipe A dari tipe Gen β-kasein yang paling tinggi terdapat pada populasi domba Indramayu (90%) dan yang paling rendah adalah domba Rote dan Ciomas (60%). Gen calpastatin lokus CAST-MspI pada populasi domba lokal di Indonesia bersifat polimorfik (beragam), kecuali domba Rote. Identifikasi keragaman gen calpastatin menghasilkan dua alel yaitu M dan N, serta dua genotipe yaitu MN dan NN.