Show simple item record

dc.contributor.authorSukandar, Dadang
dc.contributor.authorKhomsan, Ali
dc.contributor.authorRiyadi, Hadi
dc.contributor.authorAnwar, Faisal
dc.contributor.authorMudjajanto, Eddy Setyo
dc.date.accessioned2013-08-16T02:59:08Z
dc.date.available2013-08-16T02:59:08Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.issnHal. 164-168
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/64938
dc.description.abstractKetahanan pangan berada dalam keadaan baik apabila semua orang pada setiap saat memiliki kemampuan memperoleh pangan dengan kuantitas dan kualitas yang cukup untuk hidup sehat dan produktif. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status sosial-ekonomi rumah tangga, menganalisis konsumsi pangan, kebiasaan pangan, dan ketahanan pangan rumah tangga, menganalisis status gizi anak yang berusia di bawah lima tahun dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bogor sebagai daerah dataran tinggi dan di Kabupaten Indramayu sebagai daerah pantai atau dataran rendah. Rata-rata jumlah anggota rumah tangga di Bogor dan Indramayu tergolong kategori sedang. Tingkat pendidikan suami dan istri di Bogor dan Indramayu masih rendah. Di Bogor suami yang berpendidikan SD termasuk tidak pernah sekolah sebanyak 68.3 % dan di Indramayu sebanyak 68.1 %. Frekuensi makan anggota rumah tangga di kedua lokasi penelitian umumnya 2 kali per hari. Konsumsi pangan hewani (daging dan telor) di kedua lokasi penelitan umumnya masih rendah yaitu kurang dari sepotong daging per minggu dan kurang dari satu butir telur per minggu, kecuali konsumsi ikan di Indramayu yang tergolong relatif tinggi. Hal ini disebabkan karena di Indramayu akses terhadap ikan lebih mudah daripada di Bogor. Ketahanan pangan dalam penelitian I ini didekati oleh tingkat kecukupan konsumsi energi dan protein. Pada umumnya rumah tangga miskin memiliki tingkat ikecukupan konsumsi gizi yang rendah. Rumah tangga di Indramayu memiliki ketahanan pangan yang lebih tinggi daripada rumah tangga di Bogor(khususnya tingkat kecukupan konsumsi protein). Masalah gizi balita masih relatif tinggi seperti dapat dilihat dari prevalensi berat badan rendah, pendek dan kurus di Bogar secara berturut turut 20,7 %. 25,5 % dan 25.4 % dan di Indramayu secara berturut-turut 24.5%. 28.0% dan 35.9%. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan rumah tangga adalah jumlah anggota rumah tangga dan umur suami.en
dc.publisherHIMPUNAN INFORMATIKA PERTANIAN INDONESIA
dc.subjectKetahanan panganen
dc.subjectDataran tinggien
dc.subjectPantaien
dc.subjectkemiskinanen
dc.subjectstatus gizien
dc.titleKetahanan Pangan dan Gizi di Daerah Dataran Tinggi dan Pantaien
dc.typePresentationen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record