Show simple item record

dc.contributor.authorKhomsan, Ali
dc.contributor.authorAnwar, Faisal
dc.contributor.authorSukandar, Dadang
dc.contributor.authorRiyadi, Hadi
dc.contributor.authorMudjajanto, Eddy Setyo
dc.contributor.authorWigna, Winati
dc.date.accessioned2013-08-15T02:58:13Z
dc.date.available2013-08-15T02:58:13Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.isbn978-979-493-422-7
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/64933
dc.description.abstractSampai sekarang, masyarakat Baduy masih hidup terisolasi menjaga ketradisionalannya. Meskipun terdapat arus modernisasi dari luar, suku Baduy masih dapat mempertahankan adat dan budaya yang mereka miliki. Sampai saat ini, penelitian tentang masyarakat Baduy masih terbatas pada risiko penyakit kardiovaskular (ldharn 1995), gaya hidup tradisional (Kosasih 2000), sistem pemerintahan daerah (Makmur 2001), dan objek wisata yang potensial (Langdon 2003). Sementara itu, penelitian terhadap aspek sosial-budaya pangan dan gizi yang dipraktikkan masyarakat Baduy masih terbatas atau bahkan belum dilakukan. Oleh karena itu, kajian yang dilakukan penulis ini akan memberi kontribusi penting dalam perkembangan ilmu gizi masyarakat karena akan memaparkan sosio-budaya masyarakat Baduy terkait dalarn hal pangan dan gizi. Buku ini menelaah karakteristik sosial-ekonomi dan demografi masyarakat Baduy, menganalisis aspek sosial, budaya, ekonomi, dan ekologi serta tabu pada masyarakat Baduy, memaharni aspek pangan dan kebiasaan makan masyarakat Baduy, menganalisis intake gizi, status kesehatan dan status gizi masyarakat Baduy. ASPEK SOSIO-BUDAYA GIZI DAN SISTEM PANGAN SUKU BADUY Buku ini ditulis berdasarkan data primer dan data sekunder yang dikumpulkan tim penulis, enumerator dan dibantu oleh empat orang pemandu, tiga orang dari warga Desa Kanekes dan satu orang dari staf Desa Kanekes. Pemandu membantu enumerator dalam mdakukan pendekatan pada masyarakat Baduy. Mereka juga membantu dalam membawakan alat perlengkapan penditian. Sebanyak 338 rumah tangga terdiri atas 303 Baduy Luar, 10 Baduy Dalam, dan 25 Baduy Muslim (orang Sunda yang tinggal di wilayah Baduy) tidak diwawancarai. Untuk mendapatkan data aspek budaya, sejarah dan aspek sosial pangan, wawancara mendalam dilakukan terhadap 19 orang tokoh kunci. Keseluruhan rumah tangga yang diwawancarai berasal dari 13 kampung di Baduy Luar, Baduy Dalam, dan Baduy Muslim. Tokoh kunci yang menjadi narasumber kajian ini berasal dari beberapa kampung di Baduy Luar, Baduy Dalam (Kampung Cibeo), Baduy Muslim (Kampung Ciawi Girang), dan tokoh kunci yang tinggal di sekitar Desa Kanekes. Terdapat sekitar 12.500 orang atau 2.500 rumah tangga di Desa Kankes. Rumah tangga yang diwawancarai dipilih secara acak dari setiap kampung (sampel). Dalam pengumpulan data rumah tangga, terdapat beberapa kesulitan karena beberapa rumah tangga menolak untuk diwawancara atau mereka sedang tidak berada di rumah sehingga penghmpulan data tidak dapat dilakukan. Pada situasi seperti ini, rumm tangga tersebut diganti dengan rumah tangga lain dari kampung yang karena dengan memilih secara acak dari penduduk di sekitarnya. Tokoh kunci yang diwawancarai adalah pimpinan formal dan informal. Pimpinan formal orang-orang yang berasal dari pemerintahan, kesehatan dan pendidikan, sedangkan pimpinan· informal adalah tokoh masyarakat yang mengetahui budaya, agama, kesehatan, dan lain-lain. Pimpinan formal pemerintahan terdiri LATAR BELAKANG atas kepala desa, sekretaris desa, dan ketua RT (rukun tetangga). Pimpinan formal di bidang kesehatan terdiri atas mantri desa, bidan desa, dan kader posyandu. Tokoh formal di bidang pendidikan adalah guru. Tokoh informal di bidang kesehatan terdiri dari paraji dan bengkong. Tokoh adat terdiri atas panggiwa, palawari, dan penghulu maot. Tokoh agama adalah penghulu nikah (orang muslim atau pimpinan agarna yang memimpin acara pernikahan). Pimpinan informal lainnya adalah kepala desa terdahulu dan jaro (pimpinan informal di kampung). Pemilihan tokoh kunci dilakukan dengan cara seperti itu agar tokoh yang beragam dapat mewakili. Tokoh kunci dipilih sete1ah konsultasi dengan Kepala Desa Kanekes. bata yang dikumpulkan dari tokoh kunci merupakan data kualitatif, yang diperoleh dengan cara wawancara. Data kualitatif termasuk data sejarah Baduy, adat, agama, pertanian, makanan dan lain-lain. Masyarakat Baduy tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak,. Provinsi Banten. Mereka dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori. Pertama adalah masyarakat Baduy yang masih memegang kuat adat mereka, disebut Baduy Dalam. Baduy Dalam tinggal di tiga kampung, yaitu Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik. Kedua, adalah masyarakat Baduy Luar yang menempati 55 kampung. Terakhir adalah masyarakat yang tidak memegang adat Baduy, mereka adalah Pengikut Muslim (Baduy Muslim) dan mereka tinggal di Kampung Cikakal Girang. Dari semua kampung (59 kampung), 13 kampung yang menggambarkan tiga kategori dipilih sebagai lokasi pene1itian. Kampung Cibeo dipilih sebagai lokasi penelitian yang mewakili kategori pertama atau Baduy Dalam. Kampung Cikakal Girang dipilih sebagai lokasi penelitian yang mewakili Baduy Muslim. Sebanyak 11 kampung dipilih sebagai lokasi penelitian yang mewakili Baduy Luar.en
dc.publisherIPB (Agricultural University)
dc.subjectSuku Baduyen
dc.subjectAspek Sosio Budaya Gizien
dc.subjectSistem Panganen
dc.titleASPEK SOSIO-BUDAYA GIZI DAN SISTEM PANGANen
dc.typeBooken


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record