Model Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Lokal melalui Penerapan Pola Kemitraan Agribisnis pada Masyarakat Petani Sayuran
Abstract
Pengembangan agribisnis sayuran melalui pola kemitraan merupakan strategi pembangunan pertanian dengan konsep agribisnis, agar komoditas yang dikembangkan sesuai dengan potensi wilayah, dan kebutuhan pasar. Penelitian bertujuan: -mengetahui ragam dan manfaat intervensi pemerintah dan swasta ke masyarakat petani, dan -mengetahui profil kelembagaan ekonomi lokal masyarakat petani sayuran di lokasi studi. Penelitian dilakukan di Desa Pasir langu Jawa Barat. Ragam intervensi pemerintah dan swasta diteliti meliputi: tujuan, strategi dan kegiatan, serta pola pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat petani; profil kelembagaan ekonomi lokal diteliti meliputi: level kelembagaan, tujuan, pilihan sarana dan transaksi pasar. Intervensi lembaga Program Bina Tani Mandiri, (bentukan PT Joro dalam memperkenalkan teknik budidaya baru paprika), merupakan intervensi kelembagaan yang paling kuat, diantara lembaga-lembaga lain yang ada seperti Program Raksa Desa, Kredit Usaha Tani (KUT) dan Program Kredit Modal Bank Swasta Melalui Koperasi. Dampaknya, budidaya paprika berkembang, perekonomian meningkat; tenaga pengangguran terserap menjadi pekerja kebun, ditingkat pengumpulan dan koperasi, petani berlahan sempit melakukan usaha tani paprika dan mendapatkan keuntungan besar, dan banyak koperasi dan pengumpul paprika muncul dan berkembang di wilayah desa ini (misal Koperasi Mitra Sukamaju). Pedagang dan koperasi merupakan lembaga paling banyak memberikan kesempatan kerja pada masyarakat Desa Pasirlangu. Banyak mantan pekerja koperasi kemudian membuka usaha sebagai pengumpul (bandar) sendiri karena pengetahuan mereka mengenai pasar yang didapat saat bekerja di koperasi. Kelembagaan ekonomi lokal terkait sistem agribisnis di Desa Pasirlangu meliputi bidang kerja produksi dan pengolahan, pengadaan bahan baku dan alat pertanian, pemasaran hasil, perkreditan, serta kelembagaan penyuluhan, baik oleh KUD, koperasi lainnya maupun toko. Kelembagaan-kelembagaan tersebut semakin berkembang setelah adanya budidaya paprika.