Show simple item record

dc.contributor.authorDjuwita, Ita
dc.contributor.authorWinarto, Adi
dc.date.accessioned2010-04-22T02:13:36Z
dc.date.available2010-04-22T02:13:36Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/6227
dc.description.abstractTelah digunakan embrio mencit (Mus musculus albinus) tahap blastosis sebagai model untuk kajian proses implantasi secara in vitro. Blastosis segar dan blastosis 1yang telah mengalami vitrifikasi dikultur dalam Tissue Culture Medium (TCM) yang diberi gentamicin 50μg/ml dan heat-inactivated New Born Calf Serum (NBCS) 10% sampai blastosis mengalami nidasi (hatching). Blastosis dibagi dalam 4 kelompok, yakni (1) blastosis vitrifikasi-nidasi; (2) blastosis vitrifikasi-gagal nidasi; (3) blastosis segar-nidasi dan (4) blastosis segar-gagal nidasi. Keempat kelompok blastosis dikultur (tanpa zona pellucida) dalam Dulbecco's Modified Eagles' Medium (DMEM) yang mengandung gentamicin 50 μg/ml, heat-inactivated NBCS 30% pada inkubator CO2 5%, suhu 37°C sampai terjadi perlekatan dan pertumbuhan sel-sel trofoblas. Monolayer sel-sel trofoblas diidentifikasi terhadap tingkat pertumbuhan dan diferensiasi; aktivitas enzim NADH-tetrazolium reductase menggunakan metode histokimia serta produksi cadherin dan integrin menggunakan metode imunohistokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam medium kultur in vitro tingkat nidasi blastosis vitrifikasi lebih rendah (39%) dibandingkan dengan embrio segar (83%). Baik embrio segar maupun embrio vitrifikasi yang mengalami nidasi menunjukkan pertumbuhan (outgrowth) sel-sel trofoblast yang lebih baik dibandingkan dengan sel-sel trofoblas dari blastosis yang gagal nidasi. Setelah 6 hari kultur in vitro sel-sel trofoblas menunjukkan gambaran morfologi yang berbeda-beda yakni adanya sel-sel trofoblast besar dengan nukleus besar yang menyerupai Trophoblast Giant Cell (TGC); sel-sel trofoblas kecil serta sel-sel yang menyerupai fibroblas dengan penjuluran-penjuluran yang panjang. Hal ini menunjukkan bahwa kultur in vitro mampu mendukung proses diferensiasi sel-sel trofoblas. Hasil identifikasi aktivitas enzim NADH-tetrazolium reductase menunjukkan bahwa pada embrio segar dan vitrifikasi yang nidasi, aktivitas enzim lebih tinggi dibandingkan dengan blastosis gagal nidasi. Hal ini menunjukkan bahwa kegagalan nidasi berkaitan dengan produksi ATP yang ditunjukkan dari rendahnya aktivitas enzim NADH-tetrazolium reductase. Identifikasi monolayer sel-sel trofoblas dari embrio segar-nidasi terhadap produksi cadherin menunjukkan adanya reaksi positif pada sel-sel trofoblas kecil, sedangkan pada sel-sel trofoblas besar negatif. Upaya identifikasi terhadap produksi cadherin dan integrin pada sel-sel trofoblas dari embrio vitrifikasi maupun embrio gagal nidasi masih dalam tahap pengerjaan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kultur in vitro sel trofoblast mampu mendukung proses diferensiasi sel trofoblast serta produksi cadherin; terdapat indikasi adanya hubungan antara kegagalan nidasi dengan rendahnya aktivitas enzim NADHtetrazolium reductase: sedangkan hubungan kegagalan nidasi dengan produksi cadherin dan integrin masih dalam taraf penyelesaian.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subjectBioaktifid
dc.titleIsolasi dan identifikasi bahan bioaktif yang berperan dalam proses implantasi melalui teknik kultur in vitro sel-sel trofoblas dan imunohistokimiaid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record