Show simple item record

dc.contributor.authorSetiadi, Mohamad Agus
dc.contributor.authorSupriatna, Iman
dc.contributor.authorBoediono, Arief
dc.date.accessioned2010-04-21T11:49:26Z
dc.date.available2010-04-21T11:49:26Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/6117
dc.description.abstractTransfer embrio telah diakui 1dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas ternak secara cepat. Namun demikian perkembangan bioteknologi reproduksi ini pada ternak domba tidak sepesat perkembangan pada ternak besar seperti sapi. Sehingga perbaikan kualitas genetis pada kelompok ruminansia kecil ini masih tertinggal. Oleh karena itu diperlukan terobosan tentang aplikasi metoda terbaru dari bioteknologi reproduksi untuk mendukung penerapan lebih luas dalam rangka peningkatan kualitas genetis ternak. Keberhasilan pelaksanaan transfer embrio pada hewan kecil seperti domba akan sangat tergantung pada penugasan teknik serta ketersediaan embrio yang laik transfer. Untuk menjamin ketersediaan embrio maka harus tersedia teknik produksi embrio yang menjamin ketersediaan embrio yang berkualitas. Produksi embrio in vitro merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas genetik ternak apabila metoda konvensional biasa tidak mungkin dilakukan. Namun demikian, diperlukan ketersediaan sumber sel telur dan sperma dalam jumlah yang cukup. Diketahui sumber sel telur dari donor hidup dipercayai mempunyai potensi dan viabilitas yang lebih baik dalam memproduksi embrio in vitro apalagi yang berasal dari donor yang mempunyai kualitas bagus. Teknik laparoskopi merupakan alternatif untuk memperoleh sejumlah oosit dari donor yang tetap dibiarkan hidup, karena teknik ini hanya menimbulkan sedikit perlukaan dan proses persembuhan luka yang lebih cepat. Disamping itu, pendekatan gelombang folikel dan stimulasi hormonal juga dilakukan untuk memperoleh perkembangan folikel yang optimal sehingga akan didapatkan sejmulah oosit diperlukan. Penelitian ini diharapkan mampu menerapkan metoda terbaik untuk stimulasi ovarium dalam mendukung perkembangan folikel untuk memperoleh sejumlah oosit, mendapat alternatif metoda produksi embrio terbaik serta mengkaji penerapan transfer embrio. Pada tahap pertama penelitian, enam ekor domba digunakan dalam penelitian ini yang dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan berdasarkan perlakuan hormonal dan waktu pengambilan oosit. Kelompok A pengambilan oosit dilakukan setiap minggu. Kelompok B pengambilan oosit dilakukan tiap dua minggu. Pada kelompok A dan B stimulasi perkembangan folikel dilakukan dengan penyuntikan 1500 IU PMSG dua hari sebelum aspirasi folikel. Kelompok C sebagai kontrol, dimana pengambilan oosit dilakukan tiap dua minggu tanpa stimulasi hormon. Teknik laparoskopi untuk pengambilan oosit dilakukan dalam keadaan hewan teranasthesi.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subjectDombaid
dc.titleBedah minimalis melalui teknik laparoskopi untuk koleksi sel telur dari donor hidup dan implementasi transfer embrio pada ternak dombaid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record