Pengobatan penyakit tumor mammae melalui operasi (mastektomi dan ovariohisterektomi) dan kombinasinya (tanaman herbal) pada hewan

Date
2007Author
Gunanti
Priosoeryanto, Bambang Pontjo
Wientarsih, Ietje
Sumarry, Ros
Metadata
Show full item recordAbstract
Tumor merupakan penyakit degeneratif yang sering menyerang pada hewan piara khususnya anjing dan kucing. Pada umumnya penyakit tumor ini diobati dengan cara operasi dan biasanya akan muncul kembali setelah lebih dari 6 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pengobatan tumor, yang senantiasa muncul kembali. Hasil penelitian terdahulu, tampak bahwa kombinasi antara ekstrak ketiga tanaman terpilih (nusa indah, blustru, dan temu putih) dengan rCaIFN memiliki aktifitas yang sinergis dalam menghambat proliferasi sel tumor secara in vitro. Dalam upaya penanganan penyakit tumor ini maka perlu dilakukan pengobatan melalui beberapa cara yaitu dengan operasi saja (Mastektomi dan Ovariohisterektomi), serta kombinasi ekstrak tanaman. Dalam penelitian ini digunakan 21 ekor kelinci betina yang dibagi dalam 7 kelompok perlakuan masing-masing terdiri dari 3 ekor kelinci. Induksi dengan karsinogen (MNU) dilakukan setiap minggu selama 3 minggu. Operasi dilakukan pada minggu kelima. Pemberian kapsul rimpang temu putih dilakukan setiap hari selama 4 minggu (preventif atau kuratif) dan 8 minggu (preventif dan kuratif). Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah berhasil dibuat tumor mamae dengan zat induksan MNU (n-metil-n-nitrosourea) pada kelinci dan pembuatan ekstraks Temu Putih (Curcuma zedoaria) dalam bentuk kapsul (siap saji). Terjadi penghambatan tumorigenesis (berdasarkan diameter tumor) pada kelompok yang diberi kapsul rimpang temu putih. Kapsul rimpang temu putih tidak memberikan pengaruh negatif terhadap gambaran klinis (temperatur tubuh, frekuensi nafas dan nadi/ masih dalam skala normal) pada semua kelompok. Terapi tumor dengan operasi (mastektomi dan ovariohisterektomi) dan kombinasi dengan kapsul rimpang temu putih mampu menurunkan jumlah leukosit, neutrofil dan limfosit akan tetapi sedikit mempengaruhi jumlah monosit walaupun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05).
