Peningkatan khasiat biologis klorofil ekstrak daun suji untuk digunakan sebagai pangan fungsional pencegah penyakit degeneratif
Date
2006Author
Prangdimurti, Endang
Muchtadi, Deddy
Astawan, Made
Zakaria, Fransisca Rungkat
Metadata
Show full item recordAbstract
Klorofil dan beberapa turunannya 1menunjukkan kemampuan antioksidatif secara In vitro dan ex vivo, serta daya hipokolesterolemik secara in vivo. Kedua aktivitas biologis ini sangat baik untuk menekan kejadian aterosklerosis. Aterosklorosis dipicu oleh kolesterol lipoprotein berdensitas rendah (LDL/Low Density Lipoprotein) yang teroksidasi. Ketersediaan klorofil di alam sangat besar, sehingga perlu dilakukan kajian manfaat klorofil untuk kesehatan, khususnya dalam menekan kejadian aterosklerosis. Dalam penelitian ini digunakan daun suji jenis minor (Pleomele angustifolia N.E. Brown) sebagai sumber klorofil yang sejak dahulu kala telah digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber pewarna hijau alami untuk pangan dan juga untuk beberapa pengobatan tradisional. Klorofil alami bersifat lipofilik (larut lemak) karena keberadaan gugus fitolnya. Hidrolisis dengan asam atau klorofilase terhadap gugus tersebut akan mengubahnya menjadi turunan klorofil yang larut air (hidrofilik), antara lain klorofilid dan klorofilin. Secara in vitro, penyerapan klorofilin 6-9 kali lebih besar dibanding klorofil alami. Oleh karena itu, konversi klorofil menjadi bentuk yang larut air diharapkan dapat meningkatkan manfaat biologisnya bagi kesehatan. Tujuan umum penelitian ini adalah melakukan perbaikan teknik ekstraksi agar diperoleh ekstrak cair daun suji dengan kadar klorofil yang tinggi, dan menguji kapasitas antioksidan dan daya hipokolesterolemik ekstrak suji baik secara in vitro maupun in vivo menggunakan tikus percobaan untuk informasi yang diperlukan sebagai kandidat pangan fungsional. Penelitian ini diawali dengan kajian terhadap proses pembuatan ekstrak suji untuk memperoleh ekstrak dengan kadar klorofil dan kapasitas antioksidan yang tinggi. Perlakuan yang diberikan difokuskan pada jenis larutan pengekstrak dan lama inkubasi enzim. Larutan pengekstrak yang dicobakan yaitu NaHCO3 dan Na2CO3 masing-masing dengan konsentrasi 0,1%, 0,3% dan 0,5%, Na-sitrat 12 mM dan akuades sebagai pembanding. Selain itu diamati pula pengaruh penambahan Tween 80 ke dalam larutan pengekstrak terhadap ekstrak yang dihasilkan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan Tween 80 sebesar 1% ke dalam larutan pengekstrak meningkatkan jumlah klorofil larut air dan kapasitas antioksidan ekstrak.Pengujian dilanjutkan dengan penentuan konsentrasi Tween 80 yang ditambahkan (yaitu 0,25%, 0,5%, 0,75, 1%, b/v) dan proses inkubasi yang diberikan terhadap hancuran daun (yaitu tanpa diinkubasi dan diinkubasi pada 70-750C selama 0, 30, 60 menit). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa proses ekstraksi yang dilakukan dengan menggunakan larutan pengekstrak 0,75% Tween 80 dalam Na-sitrat 12 mM dan pemberian lama inkubasi selama 30 menit menghasilkan ekstrak suji yang terpilih (diberi kode ESTS/Ekstrak Suji Tween Sitrat).