View Item 
      •   IPB Repository
      • IPB's Books
      • Proceedings
      • View Item
      •   IPB Repository
      • IPB's Books
      • Proceedings
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Sistem Manajemen Keamanan Pangan Modern Berbasis Risiko

      Thumbnail
      View/Open
      Ratih Dewanti-Prosiding PATPI 2006 2006-Sistem Manaj Keamanan Pangan Gabung.pdf (6.923Mb)
      Date
      2006
      Author
      Ratih Dewanti-Hariyadi
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Sistem manajemen keamanan pangan mulai dikembangkan di beberapa negara kira-kira seratus tahun yang lalu terutama untuk menghindari penipuan (fraud). Dalam perkembangannya, sistem manajemen keamanan pangan terutama dimaksudkan untuk melindungi kesehatan masyarakat dengan tetap menjaga keberlangsungan sector produksi melalui penjaminan perdagangan yang adil, pengembangan sektor pangan secara Ilmiah dan profesional, pencegahan loss dan kerusakan sumberdaya alam serta promosi ekspor pangan dalam dunia perdagangan yang global yang tidak boleh diskrimlnatif, dikembangkan sistem manajemen keamanan pangan modern yang lebih dapat memberikan dasar i1miah, transparansi dan keluwesan. Pendekatan yang dianggap sesuai adalah yang berbassskan risiko (risk), - bukan bahaya (hazard)-, dimana risiko adalah fungsi dari peluang terjadinya dan keparahan yang ditimbulkan oleh suatu bahaya. Pendekatan ini juga menyadari bahwa tidak ada sistem yang tidak mengandung risiko (zero risk). Manajemen keamanan pangan di tingkat negara umumnya dituangkan dalam bentuk kebijakan, peraturan perundangan, standar maupun panduan (guidelines). Meskipun World Trade Organization (WTO) tidak secara spesifik mengatur sistem manajemen keamanan pangan di tingkat negara, tetapi klausul-klausul dalam Sanitary and Phyto Sanitary (SPS) Agrreement mengikat negara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, mengharmonisasikan standar-standar atau persyaratan-persyaratan di negara-negara melalui Codex dan menjalin kerangka kerja untuk meminimalkan dampak perjanjian SPS. WTO menggunakan istilah ALOP (appropriate level of protection) sebagai tujuan kesehatan masyarakat, sehinggga pangan-pangan yang tidak memberikan tingkat perlindungan yang tepat bagi kesehatan dapat ditolak di perbatasan. Saat ini Codex telah mengembangkan kerangka pikir Analisls Risiko (Risk Analysis) yang terdiri dari kajian risiko, manajemen risiko, komunikasi risiko untuk menetapkan kebijakan-kebijakan di bidang keamanan pangan termasuk penetapan ALOP. Berdasarkan ALOP yang dikehendaki, maka sistem manajemen di tingkat negara dapat digunakan sebagai rujukan dalam menetapkan suatu FSO (Food Safety Objective) yang diterjemahkan ke dalam standar. Bagi industri, adanya FSO dapat digunakan dalam acuan bagi proses produksi, penetapan PO (Performance Objective), PC (Performance Citeria), serta penetapan batas kritis (Critical Limit) dalam penyusunan rencana HACCP.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58782
      Collections
      • Proceedings [2792]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository