Show simple item record

dc.contributor.authorDahrul Syah
dc.contributor.authorDian Herawati
dc.contributor.authorAntung Sima Firlieyanti
dc.contributor.authorRatih Dewanti Hariyadi
dc.contributor.authorFeri Kusnandar
dc.contributor.authorNurheni Sri Palupi
dc.contributor.authorSutrisno Koswara
dc.contributor.authorDias Indrasti
dc.date.accessioned2012-11-29T02:35:46Z
dc.date.available2012-11-29T02:35:46Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.isbn978-979-16216-7-0
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58642
dc.description.abstractTanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Jagung termasuk komoditas strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian Indonesia. Dengan jumlah produksi yang terus meningkat setiap tahunnya, produksi jagung dalam negeri tahun 2006 mencapai 11.61 juta ton (Badan Pusat Stastitik, 2006). Peningkatan produksi jagung di Indonesia didukung oleh program pemerintah berupa "Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK)" yang memfokuskan pada peningkatan kapasitas produksi nasional untuk lima komoditas pangan strategis, yaitu padi, jagung, kedelai, tebu dan daging sapi (Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, 2005). Arah pengembangan dan sasaran komoditas pangan selama periode 2005-2010 untuk jagung adalah menuju swasembada pad a tahun 2007 dan daya saing ekspor pada tahun 2008. Jagung merupakan bahan pangan alternatif pengganti beras dalam rangka mendukung program diversifikasi pangan di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari digunakannya jagung sebagai makanan pokok di beberapa daerah seperti di Madura dan Nusa Tenggara Barat. Walaupun demikian, produk-produk pangan berbasis jagung umumnya dikembangkan sebagai kudapan ringan (snack) sehingga belum dapat dikategorikan sebagai bahan pangan alternative. Ditinjau dari kandungan energinya, jagung tidak jauh berbeda dengan beras sehingga sangat baik dijadikan makanan pokok. Jagung tidak kalah kandungan gizinya dibanding beras, baik protein, kalori, lemak dan seratnya. Sedang jika dibanding dengan pangan pokok lainnya seperti sagu dan umbi-umbian, jagung lebih memiliki kandungan gizi yang bermutu. Namun sayangnya jagung dianggap inferior oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Jagung hanya dikonsumsi saat padi atau beras tidak _ mencukupi, misalnya saat terjadi paceklik. Kelompok masyarakat yang mengkonsumsi jagung masih dianggap masyarakat 'kelas dua'. Padahal dahulu jagung menjadi makanan pokok utama bagi masyarakat di beberapa daerah di Indonesia. Selain sebagai bahan makanan dan bahan pakan ternak, nilai ekonomis komoditas jagung yang lain adalah industri pengolahan. Banyak sekali produk turunan yang dapat dihasilkan dari jagung. Selain berasal dari plasma nutfah alami dan hasH persilangan, jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi. Bahkan pada bulan Juli 2006, Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan kajian baru tentang penggunaan jagung sebagai bahan baku etanol.en
dc.publisherSoutheast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center, Institut Pertanian Bogor
dc.subjectJagung (Zea mays)en
dc.titleStrategi Pengembangan dan Riset Jagung untuk Diversifikasi Panganen
dc.typeBooken


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record