Show simple item record

dc.contributor.authorSitorus, Santun R.P.
dc.contributor.authorMashudi
dc.contributor.authorHaridjaja, Oteng
dc.date.accessioned2012-09-20T04:09:39Z
dc.date.available2012-09-20T04:09:39Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/57422
dc.description.abstractLahan kritis di areal pertanian terjadi karena proses degradasi pada faktor-faktor fisik, kimia, dan biologi tanah menuju pada keadaan yang lebih buruk. Secara umum kondisi morfologi lahan kering Kabupaten Bogor memiliki topografi curam, curah hujan tinggi, dan formasi geologi lemah sehingga tanah peka terhadap erosi. Akibat adanya penggunaan dan pengelolaan lahan yang tidak tepat maka keadaan ini berpotensi tinggi terhadap terjadinya lahan kritis.Hingga saat ini data mengenai luasan lahan kritis masih merupakan jumlah yang belum pasti. Hal ini karena masih terdapatnya perbedaan makna lahan kritis, perbedaan kriteria yang digunakan serta prioritas penanganannya. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengevaluasi kriteria tingkat kekritisan lahan saat ini, (2) mengembangkan kriteria dan klasifikasi lahan kritis untuk kawasan budidaya pertanian lahan kering pada skala tinjau dan semi-detil, dan (3) menganalisis keterkaitan tingkat kekritisan lahan terhadap produktivitas lahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei melalui studi kasus dengan teknik analisis data meliputi: analisis korelasi bivariat, analisis gerombol (cluster analysis), analisis diskriminan (discriminant analyis), dan analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan terdapat ketidaktepatan pengkelasan tingkat kekritisan lahan yang cukup besar dari kriteria kekritisan lahan Direktorat RKT departemen Kehutanan yang digunakan. Terdapat tiga faktor penentu untuk kriteria tingkat tinjau yaitu faktor kedalaman efektif tanah, batuan di permukaan, dan tingkat erosi; dan lima faktor penentu untuk kriteria tingkat semi0detil yaitu faktor kedalaman efektif tanah, tingkat erosi, penutupan vegetasi, batuan di permukaan, dan lereng. Penelitian ini juga menghasilkan dua kelas hasil reklasifikasi pada tingkat tinjau yaitu kelas Kritis dan Tidak Kritis, dan empat kelas pada tingkat semi-detil yaitu kelas Sangat Kritis, Kritis, Agak Kritis, dan Tidak Kritis. Hasil uji kebenaran klasifikasi menunjukkan bahwa secara statistik kriteria hasil pengembangan layak digunakan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tingkat kekritisan lahan cenderung berkolerasi positif linear dengan produktivitas lahan, dimana dengan meningkatnya kekritisan lahan berindikasi pada menurunnya produktivitas lahan.en
dc.publisherBBPP Sumberdaya Lahan Pertanian
dc.titlePengembangan Kriteria Dan Klasifikasi Lahan Kritis Serta Keterkaitannya Dengan Produktivitas Lahan Di Kabupaten Bogoren
dc.title.alternativeProsiding Seminar Nasional Sumberdaya Lahan Pertanian "Buku I Potensi Lahan dan Pengelolaan Lingkungan"en


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record