Show simple item record

dc.contributor.authorDespal
dc.date.accessioned2012-03-02T03:23:04Z
dc.date.available2012-03-02T03:23:04Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53598
dc.description.abstractSapi perah yang merupakan penghasil susu terbesar dibandingkan dengan jenis ternak lainnya sangat lambat perkembangannya di Indonesia. Populasi sapi perah hingga tahun 2006 tercatat sebanyak 382.381 ekor yang menghasilkan produksi susu sebanyak 577.630 ton. Produksi susu yang dihasilkan baru mampu memenuhi 1/3 permintaan susu dalam negeri dengan rataan konsumsi 7 kg/kapita/tahun. Sebanyak 2/3 dari kebutuhan susu nasional harus dipenuhi dari impor. Perubahan iklim global yang terjadi menyebabkan turunnya produksi susu dan pertanian secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan suplai susu dunia menurun. Disisi lain, terjadi peningkatan permintaan susu dunia yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut dipacu oleh perubahan selera masyarakat berpenduduk banyak seperti China dan India. Turunnya suplai dunia diperburuk dengan meningkatnya permintaan menyebabkan harga susu dunia pada tahun 2007 melambung mencapai puncak paling tinggi dalam sejarah. Harga tersebut diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2008. Harga susu dunia yang melambung tinggi menyebabkan industri pengolahan susu (IPS) di Indonesia seperti Indomilk, Frisien Flag, Nestle dan Danone berusaha mendapatkan susu dari peternak lokal. Sebenarnya ini merupakan peluang bagi perkembangan sapi perah di Indonesia. Namun sangat disayangkan, populasi sapi perah yang sedikit jumlahnya diperburuk lagi dengan produktivitasnya yang rendah serta sulitnya untuk mendapatkan bibit sapi perah. Hingga saat ini, peternak belum dapat menikmati keuntungan dari harga susu yang sedang mahal.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleLaporan Akhir Pelaksanaan IPTEKDA XIen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record