Show simple item record

dc.contributor.authorPariwono, John I.
dc.date.accessioned2011-11-15T02:59:03Z
dc.date.available2011-11-15T02:59:03Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51775
dc.description.abstractDengan mengeiahui kondisi pasang surut (pasut) dan salinitas dan perairan di pantai atau laut, kita mempunyai dasar ilmiah yang baik untuk digunakan dalam mengelola wilayah perairan laur. seperti zonasi daerah sensitif, batas ekologis, dan daya dukung, dari pulau-pulau kecil atau pantai; area sebaran bahan-bahan pencemar; hingga bencana dari laut. Parameter yang diperlukan untuk menentukan batas tersebut adalah kecepatan, arah arus: tipe dan tunggang pasut; serta sebaran mendatar dari salinitasnya. Batas ekologis dari sebuahpulau, misalnya, dhtiana kecepatan arus pasut di perairannya berkisar 20 eni/det dan bertipe ganda (semidiurnal), 3dalah sejauh 4,5 km dari garis pantai. Parameter-parameter oseanografi di atas masih belum sepenuhnya dimanfaatkan dalam menyusun kebijakan lemang perairan pantai dan laur, walau pui\ sudah disosialisasikan hampir satu dasawarsa terakhir oleh penults lewat jalur pendidikan dan pertemuan-pertemuan ilmiah. Mengapa? Mengacu pada hasil penelitian tentang kebijakan, nampaknya sosialisasi yang menjadi penyebab utamannya.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePasang surut dan salinitas: dua parametr oseanografi yang efektif namun masih terabaikan dalam program penyusunan kebijakan kelautan di Indonesiaen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Proceedings [2790]
    Proceedings of Bogor Agricultural University's seminars

Show simple item record