Show simple item record

dc.contributor.authorRianto, Darwis
dc.date.accessioned2011-10-31T02:04:44Z
dc.date.available2011-10-31T02:04:44Z
dc.date.issued1995
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51543
dc.description.abstractMinyak sawit merah mengandung beberapa komponen minor seperti karotenoid, tokoferol, sterol, triterpen alkohol, fosfolipida, glikolipida, terpen dan hidrokarbon alifatik. Ditinjau dari aspek gizi, komponen minor yang terutama berperan adalah karotenoid dan tokoferol. Karotenoid merupakan provitamin A serta memberikan warna merah oranye spesifik pada minyak sawit, bersama dengan tokoferol sebagai antioksidan alami berkontribusi terhadap stabilitas panas dan nilai gizi minyak sawit Pada pembuatan minyak goreng, zat gizi mikro dalam minyak sawit merah dengan sengaja dibuang demi menyesuaikan nilai estetika minyak goreng sesuai dengan permintaan pasar. Penelitain ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas panas dan sifat-sifat fisiko kimia sawit merah, serta melihat perubahan yang terjadi jika minyak sawit merah dipanaskan pada suhu penggorengan yang biasa dilakukan. Bahan yang diteliti adalah minyak sawit merah fraksi olein, hasil fraksinasi dari minyak sawit kasar, minyak sawit komersil digunakan sebagai pembanding. Minyak dipanaskan pada suhu 140 dan 180°Cdan pengamatan dilakukan setelah 15, 30, 60 dan 120 menit. Sifat-sifat fisiko kimia yang dianalisis mejjputi warna, viskositas, indeks refraksi, titik asap, bilangan asam. bilangan ioddan bilangan peroksida. Perubahan bilangan peroksida, viskositas kandungan p-karoten, tokoferol, senyawa polar dan nonpolar diamati selama pemanasan Kandungan karoten total dan β-karoten minyak sawit merah yang diteliti adalah 732 ppm dan 568 ppm, serta kandungan karoten total minyak sawit komersil sebesar 17 ppm. Kandungan α-tokoferol minyak sawit merah dan minyak sawit komersil sebesar 427 ppm dan 240 ppm. Secara umum semakin tinggi suhu dan semakin lama pemanasan menyebabkan penurunan kandungan karotenoid dan α-tokoferol Penurunan karoten total minyak sawit merah mencapai 97,94% bila minyak tersebut dipanaskan pada suhu 180 °C selama 120 menit, sedangkan pada minyak sawit komersil sebesar 62,56%. Pemanasan pada 180°C selama 120 menit juga menyebabkan peningkatan kekentalan minyak sawit merah dan minyak sawit komersil sebesar 15,88% dan 19,61%. Kandungan senyawa polar minyak sawit merah dan minyak sawit komersil pada kondisi serupa meningkat sebesar 68,55% dan 81,97%. Proses pemanasan menyebabkan peningkatan bilangan peroksida baik minyak sawit merah maupun minyak sawit komersil pada tahap awal pemanasan dan selanjutnya mengalami penurunan pada pemanasan lahap lanjut. Peroksida yang terbentuk diduga mengalami degradasi membentuk senyawa-senyawa lain. Sifat fisiko kimia minyak sawit merah yang diteliti belum memenuhi syarat mutu minyak goreng terutama bilangan peroksida dan kekentalan minyak masiti tinggi yaitu sebesar 28,42 meq/kg dan 57,39 cp. Nilai indeks bias, bilangan lod, bilangan asam dan titik asap minyak sawit merah berturut turut sebesar 1,4631; 44,49 g 12/100 g; 0,39 mg KOH/g dan 180 °C sudah berada dalam kisaran batas yang diperbolehkan. Proses pemurnian masih perlu dilakukan bila minyak sawit merah hendak digunakan sebagai minyak goreng.en
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)
dc.titleSifat Fisika Kimia dan Stabilitas Panas Minyak Sawit Merahen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record