Show simple item record

dc.contributor.authorSunkar, Arzyana
dc.date.accessioned2011-03-30T04:29:48Z
dc.date.available2011-03-30T04:29:48Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/43580
dc.description.abstractKeberlanjutan (sustainability) menekankan pada hubungan antara lingkungan dan manusia dengan tujuan mencapai kelestarian lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sayangnya konsep ini berkaitan dengan menurunnya ketersediaan sumberdaya alam yang disebabkan oleh eksploitasi yang berlebihan. Masyarakat yang terlibat eksploitasi sumberdaya alam secara langsung serta yang kesejahteraannya, baik secara langsung maupun tidak langsung, sangat tergantung pada sumberdaya alam, adalah mereka yang hidup di daerah pedesaan. Masyarakat pedesaan seringkali kesulitan dalam membuat keputusan mengenai sumberdaya alam, dimana di satu sisi, mereka perlu untuk memanfaatkan sumberdaya alam, tetapi di sisi lain, mereka perlu melestarikan kapasitas produktif dari sumberdaya tersebut untuk menopang kesejahteraannya. Situasi ini menjadi lebih buruk jika ketersediaan sumberdaya alam di kawasan tersebut sudah sangat terbatas, karena hal ini akan meningkatkan proses eksploitasi. Sehingga, pembangunan berkelanjutan di kawasan pedesaan adalah sebenarnya mengenai ketahanan pangan (food security), yang seringkali diperoleh dengan mengorbankan lingkungan. Salah satu contoh kawasan miskin sumberdaya alam adalah Karst Gunung Sewu. Ketahanan hidup masyarakat Gunung Sewu sangat ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya alam di lingkungannya, sehingga adopsi mereka terhadap suatu sistem pertanian tertentu, dapat menunjukkan bagaimana mereka berupaya untuk mengimbangi kebutuhan-kebutuhan agar dapat terus hidup. Pertahanan untuk terus hidup dengan hanya memanfaatkan sumberdaya yang terbatas ini, menunjukkan bahwa pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan di daerah pedesaan terutama di kawasan miskin sumberdaya alam merupakan suatu tantangan pembangunan di kawasan pedesaan. Masyarakat Gunung Sewu telah mengembangkan cara-cara tradisional dalam memanfaatkan serta melestarikan sumberdaya alamnya untuk memastikan adanya efisiensi dalam pemanfaatan sumberdaya untuk produksi pangan. Strategi pemanfaatan lahan yang dipilih dipengaruhi oleh kondisi sosio-ekonomi termasuk budaya, sedangkan strategi untuk meningkatkan pendapatan lebih dipengaruhi oleh kondisi fisik lingkungannya (Sunkar, 2008).en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.relation.ispartofseriesVol 13;No 1
dc.titleResource Sustainability : The Development Challenge in Resource-Poor Areaen
dc.title.alternativeMedia Konservasi Vol.13 No.1 Tahun 2008en


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record