Show simple item record

dc.contributor.authorMartindah, Eny
dc.contributor.authorDiwyanto, Kusuma
dc.date.accessioned2010-12-13T03:26:58Z
dc.date.available2010-12-13T03:26:58Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/41968
dc.description.abstractTanaman Singkong (Manillot esculenta Crantz) rnerupakan salah satu tanaman pertanian utama yang rnernpunyai nilai sangat strategis, selain sebagai bahan pangan juga merupakan bahan baku industri, termasuk sebagai bahan bakar nabati, seperti etanoi. Teknologi fermentasi dalarn rnengkonversi tepung singkong rnenjadi etanol sudah berkernbang, sehingga peran singkong sebagai salah satu surnber bahan bakar alternatif akan sangat signifikan seirama dengan peningkatan harga BBM di pasar global. Sarna seperti etanol yang dihasilkan dari tanaman pertanian lainnya, etanol dari bahan singkong dapat digunakan untuk mensubstitusi antara 10% - 25% bahan bakar pada kendaraan bermotor bermesin standard, dan bisa sarnpai 100% bagi rnesin yang sudah diadaptasikan. Hal ini rne~pakanp eluang untuk rnernberdayakan para petani bertanam singkong, rnengingat tanarnan singkong sangat mudah dibudidayakan bahkan di lahan kering dan rniskin unsur hara. Tanaman ini juga tahan terhadap serangan penyakit maupun tumbuhan pengganggu (gulma). Berdasarkan data statistik Indonesia, luas areal tanarnan singkong sekitar 1.3 juta ha. Selain urnbi, produksi daun singkong juga cukup besar yaitu 0,92 tonlhalth bahan kering. Dengan dernikian setiap tahun tersedia limbah berupa daun sekitar 1.2 juta ton yang saat ini belurn dirnanfaatkan secara optimal. Dengan teknologi pelayuan, daun singkong dapat dibuat rnenjadi hay, untuk dipergunakan sebagai sumber pakan ternak sapi perah. Ditinjau dari segi nutrisi, kandungan zat gizi daun singkong lebih baik dari pada rurnput gajah utarnanya kandungan protein kasar (28.66% vs 13.13%). Selain kandungan protein yang tinggi kandungan pro vitamin A nya pun cukup tinggi. Bila setiap hari seekor sapi perah dewasa rnernerlukan 5 kg daun singkong untuk rnencukupi sebagian kebutuhan proteinnya, maka secara teoritis lirnbah daun singkong yang tersedia saat ini dapat rnengakornodasi 600 ribu ekor sapi perah dewasa atau hampir dua kali lipat populasi saat ini. Sernentara itu, arnpas ubi (limbah) etanol juga dapat dirnanfaatkan sebagai bahan pakan surnber enersi dengan ditarnbah suplernen mineral, utamanya sulfur. Lirnbah singkong dan industri etanol berbahan baku singkong ini berpotensi besar untuk pengernbangan sapi perah. Saat ini 70% total konsurnsi susu di dalam negeri rnasih harus dipasok dari irnpor, walaupun rata-rata konsurnsi rnasih sangat rendah dibanding negara tetangga (6 literlkapitaftahun vs 20-40 literlkapitafiahun). Bilade depan akan dilakukan substitusi irnpor dan sekaliqus ada peninqkatan konsurnsi susu untuk rnewujudkan generasi penerus yang leoih tangguh; rnaka lirnbah singkong dan industri etano. akan berperar~ sanaat siqnifinan dalarn rnewuiudkan Revolusi Purih. Thailand rnampu rneningkatkan produksc susu dornestiknya -dengan mernanfaatkan limbah singkong sebagai surnber pakan utama dalarn budidaya sapi perah. Bila industri etanol berbahan baku singkong berkernbang, rnaka ketenediaan pakan untuk pengernbangan sapi perah juga rneningkat, yang pada gilirannya Indonesia rnarnpu rnewujudkan Revolusi Putih berdaya saing.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePengembangan Peternakan Sapi Perah Terintegrasi dengan Industri Bioetanol Berbahan Baku Singkongid
dc.title.alternativeKonferensi Nasional 2007: Pemanfaatan Hasil Samping Industri Biodiesel dan Industri Etanol serta Peluang Pengembangan Industri Integratednyaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Proceedings [2790]
    Proceedings of Bogor Agricultural University's seminars

Show simple item record