Show simple item record

dc.contributor.authorJayadin
dc.contributor.authorMuttaqin, Syahrul
dc.contributor.authorWahyudyono, Erick
dc.date.accessioned2010-07-13T06:47:49Z
dc.date.available2010-07-13T06:47:49Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/32497
dc.description.abstractKekerasan merupakan fenomena yang sangat memprihatinkan. Generasi yang diharapkan mampu membawa pe~bahanb angsa ini ke arah yang lebih baik temyata jauh dari harapan. Kondisi ini juga dapat membawa dampak buruk bagi . masa depan bangsa. Beberapa tanda dari perilaku yang menunjukkan arah kehancuran suatu bangsa antara lain meningkatnya kekerasan di kalangan remaja. Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang dulu bemama Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) merupakan sekolah kedinasan yang didirikan sebagai upaya untuk mendapatkan calon-calon pemimpin pemerintahan n~inimal setingkat lurahl kepala desa. Tapi malah lulusannya merupakan lulusan yang kurang bisa dipertanggungiawabkan, karena mungkin ada kesalahan sistem dalam pelaksanaan pendidikannya. Kriminalisasi di IPDN te jadi karena ketidakharmonisan diantara tingkatan kelas, yaitu masih adanya belenggu-belenggu yang masih tertancap dalam diri sehingga suara hantinya tidak dapat muncul sebagai pemandu prilaku kehidupan kampus.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleSolusi Alternatif Mencegah Kriminalisasi Pendidikan dengan Pendekatan The ESQ-Way 165 dan Mentoring (Studi Kasus Pendidikan di IPDN)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record