Show simple item record

dc.contributor.authorHattunisa, Risma Sholeh
dc.contributor.authorNurramdhan, Idham Fitriadi
dc.contributor.authorPuro, Imam
dc.contributor.authorKholifah, Siti
dc.contributor.authorNurbaiti, Retno
dc.date.accessioned2010-07-12T02:03:55Z
dc.date.available2010-07-12T02:03:55Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/32074
dc.description.abstractDewasa ini kasus keamanan pangan di Indonesia semakin meningkat. Menurut Kandun (2001) selama periode 1997-2000, dilaporkan telah terjadi 65 kasus keracunan pangan di Indonesia dengan distribusi 33,8% pada katering, 29,2% pada keluarga, 18,5% pada makanan jajanan, dan 4,6% pada industri pangan. Gambaran epidemiologi (1987-1991) menunjukkan keracunan paling banyak diderita oleh kaum remaja dan pelajar, yaitu 17,3%. Konsumen di lingkungan sekolah umumnya tidak mempunyai banyak informasi tentang keamanan pangan. SDN Babakan 1 Darmaga me~pi3kaI-I sasaran utama kegiatan kami, dikarenakan letaknya di tepi jalan raya Dramaga. Banyak pedagang makanan jajanan yang menjajakan produknya di pinggir jalan. Program ini dilaksanakan dengan metode survey dan pengumpulan data sebagai kegiatan pendahuluan. Berdasarkan hasil survei dari 150 orang siswa, sebanyak 51% siswa pemah mengalami gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi makanan jajanan. Kegiatan berikutnya meliputi workshop pedagang, Seminar Orang Tua dan Guru, Game Interaktif, dan Bazzar Makanan Sehat. Kegiatan diakhiri dengan evaluasi. Kegiatan pendahuluan menunjukkan bahwa sekitar 57% siswa mengetahui tentang pengaryuh buruk penambahan zat kimia pada bahan pangan terhadap kesehatan. Sedangkan sekitar 70% siswa akan berusaha mengurangi makanan dan minuman yang menggunakan bahan kimia berbahaya. Sekitar 62.5% siswa dapat menilai bahwa jajanan yang baik adalah jajanan yang bergizi. Selain itu sekitar 19% berpendapat bahwa jajanan yang baik adalah jajanan yang mengenyangkan. Hasil observasi pedagang diketahui bahwa sekitar 50% masih menggunakan tangan saat menyajikan makanan atau minuman pada tempat penyajian terbuka. Bila dilihat dari aspek kebersihan peralatan memasak dan mencuci diperoleh hasil sekitar 66,7% mencuci alat memasak keesokan harinya dengan catatan masih kotor. Hasil workshop pedagang terlihat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test. Misalnya, dari pertanyaan penambahan bleng pada pembuatan krupuk akan membuat krupuk lebih enak dan tidak akan membahayakan kesehatanid
dc.publisherBogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor
dc.titleProgram Peduli Keamanan Pangan (Food Safety) di SDN Babakan 1 Darmaga Kabupaten Bogorid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record