Show simple item record

dc.contributor.authorNurrochmat, Dodik Ridho
dc.contributor.authorKrott, M.
dc.contributor.authorBirner, R.
dc.date.accessioned2010-07-07T07:09:56Z
dc.date.available2010-07-07T07:09:56Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/31023
dc.description.abstractKebijakan desentralisasi atau yang umum dikenal dengan istilah otonomi daerah mengamanatkan kepada pusat untuk menyerahkan berbagai kewenangan pemerintahan kepada daerah. Penyerahan kewenangan kepada daerah ini dimaksudkan agar tata pemerintahan dan pelayanan publik dapat berjalan secara lebih efektif dan efisien. Namun, peralihan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi tidak selamanya berjalan lurus mulus. Ketegangan hubungan pusat dan daerah terjadi akibat keengganan penyelenggara pemerintahan di tingkat pusat menyerahkan kewenangan kepada daerah dan egoisme kedaerahan yang berlebihan ditandai dengan terbitnya berbagai Peraturan Daerah yang bertentangan dengan peraturan di atasnya. Hal ini mengakibatkan ketidakpastian hukum yang berpotensi memicu konflik antara pusat dan daerah serta antara kelompok masyarakat menyangkut hak mereka untuk mendapatkan manfaat, akses dan tanggung jawab atas sumber daya alam termasuk hutan.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.relation.ispartofseriesVol. XII No. 2
dc.titleDecentralization Policy and The Struggle for Authority Over Forest Resources in Tebo Regency, Jambiid
dc.title.alternativeJurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. XII No. 2, Tahun 2006


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record