Show simple item record

dc.contributor.authorMuliana
dc.contributor.authorRukmiasih
dc.contributor.authorHardjosworo, Peni S.
dc.date.accessioned2010-05-26T08:06:17Z
dc.date.available2010-05-26T08:06:17Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/25847
dc.description.abstractItik lokal di Indonesia adalah itik tipe petelur. Walaupun demikian jika disilangkan dengan entok jan tan lakal (Cairilla moscltata) akan menghasilkan itik Mandalung sebagai penghasil daging. Hasil penelitian pertumbuhan Mandalung yang dilakukan di Fakultas Petemakan, Institut Pertanian Bogor, pada bulan Maret 2001 sampai Juni 2001 menunjukan bahwa bobot tetas tidak berpengaruh terhadap bobot potong pada umur6, 8, 10, dan 12 minggu. Hubungan antara bobot tetas dengan babot potong dalam urutan umur terse but mengikuti persamaan regresi masing-maDing sebagai berikut: y= 421 + 11,0 X, Y= 925 + 7,92 X, y = 991 + 15,7 X dan Y = 1176 + 17,8 X (Y= bobot tetas, X = bobet potong). Nilai kcerat2n hubungan secara bcrturut-turut adalah 3.3(1/u, 0.9%,5.']'Iv"" 7.01lYu. Keeratan hubungan tersebut tidak nyata. Penyebab tidak adanya pengaruh bobot tetas terhadap bobot pada umur 6, 8 10 dan 12 minggu mungkin disebabkan karena embrio Mandalung berkembang di dalam tclur itik yang kecil. Potensi genetik Mandalung yang cepat pcrtumbuhannya masih dapat diwujudkan setelah menetas melalui compensatory growtlJ.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePengaruh Bobot Tetas terhadap Bobot Potong Itik Mandalung Pada Umur 6,8,10 dan 12 Mingguid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record