Show simple item record

dc.contributor.authorMardiastuti, Ani
dc.contributor.authorSoehartono, Tonny
dc.date.accessioned2010-05-25T04:08:30Z
dc.date.available2010-05-25T04:08:30Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/25334
dc.description.abstractIndonesia sejak lama telah menjadi negara pengekspor reptil, baik dalam bentuk kulit maupun dalam bentuk reptil hidup. Tujuan makalah ini adalah memberikan gambaran ekspor reptil dari Indonesia, termasuk jumlah, spesies yang diekspor dan negara tujuan. Data ekspor reptil tahun 1983 hingga 1999 diperoleh dari Management Authoriq CITES Indonesia. Data penunjang didapat dari berbagai sumber lain, termasuk serangkaian wawancara dengan para pelaku ekspor. banyak 16'1 spesies telah diperdagangkan di pasar internasional, 54 diantaranya diperdagangkan dalam bentuk kulit atau bagian-bagiannya. %lama 1983-1999, sebanyak 30 juta lembar reptil telah diekspor dari Indonesia. Kulit ular yang paling dirninati (>100.000 ternbar per tahun) adalah Ptyas mzicosus, Acrochordzis javanicus, Python reticzilatus, Cerberus rhynchops, Acrochordus granulatus, Naja sputatrix dan Hamalopsis buccaia. Kulit biawak (Varanus salvator) dm buaya (Crocodylus novaeguineae, C. pomsus) juga memiliki pasar yang baik. Negara pernbefi utama addah Amerika Serikat, Jepa~gS, ingapura, Mexico d m Italia. Jurnlah ekspor kulit reptii semakin lama sernakin menurun. Untuk reptil hidup, jumlah yang diperdagmgkan relatif sedikit tetapi melibatkan banyak spesies. Reptil hidup diekspor untuk diambil dagingnya (atap bagian lainnya) atau sebagai hewan peliharaan. Reptil hidup yang terbanyak diekhpbr dari Indonesia adalah Naja sputatrix, TrTrionyx cartilag~?neousP, ython reticulahs, Cerbcrus rhynchops, Varantts salvator dan Python curtus. Repti! hidup yang dimbil dagingnnya umumnya diekspor ke Cina, Hongkong dan Singapura, sernentara reptil untuk hewan peliharaan kebanydkan diekspor ke Amerika Serikat. Beberapa permasalahm yang dihadapi dalam kaitmnya dengan ekspor reptil antara lain adalah belurn adanya data mengenai jumlah populasi di alarn sebagai dasar penentuan kuota, sulitnya melakukan perdagallgan berdasarkm ketentuan Konvensi CITES, serta terdapat kemungkinan menurunnJra populasi beberapa spesies reptil kornersial akibat banyaknya pemmenan dari alarn.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePerdagangan Reptil Indonesia di Pasar Internasionalid
dc.title.alternativeProsiding Seminar Hasil Penelitian Bidang Konservasi Amfibi dan Reptil di Indonesia


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Proceedings [2790]
    Proceedings of Bogor Agricultural University's seminars

Show simple item record