Desentralisasi Spatial Melalui Pembangunan Agropolitan, dengan Mereplikasi Kota-Kota Menengah-Kecil di Wilayah Pedesaan
Abstract
Konsepsi pemikiran dan bahkan paradigma pembangunan ekonomi ' sefama kurun waktu selama- setengah abad, khususnya dalam 20 tahun belakangan ini, telah mengalami beberapa perubahan secara mendasar melalui proses dinamik-evolutif dar i waktu ke wa!stu. Terj adinya perubahan tersebut disebabkan karena sistem-sistem ekonomi, sosial, politik dan yang menyangkut aspek pisik yang berkaitan dengannya juga banyak mengalami perubahan-perubahan. Disamping itu, terj adinya perubahm-perubahan kerangka befiikir tersebut didorong oleh pengalaman bahwa dalam pelaksanaan pembangunan telah ban yak mengalami kekecewaankekecewaan, terutama yang menyangkut kemampuan dari konsepsi dalam meramalkan kejadian yang bakal terjadi yang diberikan oleh paradigma lama, yang ternyata tidak dapat mencapai sasaran-sasaran yang scsuai dengan tujuan-tujuan pembangunan yang diinginkan. Dalam pembangunan spatial umpamanya, terutamayang menyangkut konsep yang mendahulukan pertumbuhan ekonami melalui kutub-kutub pertumbuhan yang semuIa meramalkan bakal terjadinya penetesan (trick down eflect) dari kutub-pusat pertumbuhan ke wilayah hinterland-ny a, temyata net-e@ct-nya malah nrnenimbulkan pengurasan besar (mmive Backwash eflect). Dengan perkataan lain dalam ekonomi telah terjadi transfer neto sumberdaya dari wilayah pedesaan ke kawasan perkotam secara besar-besaran yang oleh Lipton (1977) disebut urban bias.