Show simple item record

dc.contributor.authorMulatsih, Sri
dc.contributor.authorMugnisjah, Wahju Q.
dc.contributor.authorSopandie, Didy
dc.contributor.authorIdris, Komaruddin
dc.date.accessioned2010-05-24T07:23:29Z
dc.date.available2010-05-24T07:23:29Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/25000
dc.description.abstractBeberapa penelitian membuktikan bahwa produksi kedelai dengan teknik budidaya basah lebih tinggi daripada kedelai yang ditanam secara konvensional (Sumarno, 1986; Garside, Lawn, dan Byth, 1992; Raka, 1993). Pada budidaya basah, lapisan tanah di bawah perakaran menjadi jenuh air (Hunter, Jabrun, dan Byth, 1980). Matinya akar dan bintil akar di bawah permukaan air menyebabkan berkurangnya penyerapan nitrogen sehingga tanaman menunjukkan gejala klorosis (Ralph, 1985; Troedson et al., 1983). Gangguan pertumbuhan akibat defisiensi N yang dialami oleh tanaman ini dapat ditanggulangidengan memberikan pupuk N (Wiroatmodjo dan Sulistyono, 1991).id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePengaruh Waktu dan Cara Pemberian N Sebagai Pupuk Tambahan terhadap Pertumbuhan dan Basil Kedelai (Glycine Max (L.) Merr.) pada Budidaya Basahid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record