Show simple item record

dc.contributor.authorAnggraeni, Merry
dc.date.accessioned2010-05-13T08:36:21Z
dc.date.available2010-05-13T08:36:21Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.citationBogorid
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/21329
dc.description.abstractTumbuhan di Indonesia mempakan sumber senyawa metabolit sckunder yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Obat tradisional telah bembad-abad lamanya dipcrgunakan secafa Illas oleh masyarakat. Salah satu tumbuhan ini ialah pinang. Pi nang dapat dimanfaatkan sebagai obat kumur yang relatif mUfah dan berkhasiat baik akan menunjang kesehatan masyarakat. Obat kumur tersebut mengandung antiseptik, yaitu Se, Selenium itu mempunyai peranan hayati dalam tubuh sebagai antikanker, antioksidan, dan antimikrob. Penelilian ini terbagi menjadi empat tahapan. Tahap pcrtama ialah pcngembangbiakan koloni kombuca bempa mikrob campumn Acerobacler-Saccharomyces. Tahap kedua femlentasi ekstrak pinang (daun, buah, akar), pada lahapan tersebut terdapat pengambilan contoh dengan interval \Vaktu tiga han selama 21 hari. Tahap ketiga adalah uji aktivitas bakteri terhadap ekslI<lk contoh hasil fermentasi. Tahap kccmpat pcngukuran konsentrasi Se dari seliap hasil femlentasi dengan metode anal isis aktivasi neutron. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, konsentrasi Se yang didapat secara bioekstraksi cendemng naik dan berfluktuasi. Konsentrasi Se optimum terdapal pada akar pinang han ke-21 (14,03 ppb), diikuti daun pinang hari ke-15 (9,40 ppb), dan konsentrasi Se terkedl buah pi nang pada hari ke-9 (3,05 ppb). Lamanya waktu fermentasi dan bertambahnya konsentrasi ekstrak yang digunakan mengakibatkan konsentrasi Se semakin besar. Se yang terkandung dalam ekstrak mempunyai potensi cukup besar untuk digunakan sebagai anliseptik obat kumur, hal tersebut dapat dilihat dari kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. //lurans dibandingkan dengan obat kumUf lainuya yang telah umum digunakan masyarakat Contoh terscbut diekstraksi secara hayati dengan diameter hambat lerbesar dihasilkan oleh daun sebesar 0,77 cm (hari ke-l), akar sebesar 0,36 cm (hari ke-15) dan terakhir buah sebesar 0,18 cm (hari ke-15). Naiknya konsentrasi dan lamanya waktu fenncntasi sciring dengan bcrtambahnya diameter zona hamba!. Efektivitas ckstrak Icbih baik dibandingkan liga jenis obat kumur yang beredar di masyarakat dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. Mutansid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePemanfaatan Ekstrak Selenium Pinang (Areca Catechu L.) Dengan Fermentasi Acetobacter-Saccharomyces Sebagai Antiseptik Obat Kumurid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record