Pengembangan Produk Turunan Nangka Melalui Pemanfaatan Biji Nangka Sebagai Bahan Baku Varonyil (Variasi Roti Unyil) yang Sehat
Date
2009Author
Fadillah, Achmad
Fitriani, Meillina
Nuryanti, Novi
Syura Awathif Ahmad A.W.
Ekaningtyas, Decy
Metadata
Show full item recordAbstract
tepung terigu dalam pembuatan roti, mie, dan produk pangan lain, Indonesia harus mengimpor sekitar empat juta ton tepung terigu setiap tahunnya. Dalam mengatasi masalah ini, perlu upaya pemanfaatan potensi sumber daya hayati lain melalui penelitian dan pengembangan di dalam negeri. Salah satu sumber daya hayati di Indonesia yang berpotensi adalah nangka (Artocarpus heterophyllus). Menurut Ciptadi, Zein, dan Herlina (1985), per 100 gram biji nangka memiliki kandungan kalsium 33 mg, besi 200 mg, fosfor 1 mg, dan vitamin. Komposisi zat dalam biji nangka relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sumber karbohidrat lainnya. Melihat besarnya potensi biji nangka, maka dapat dilakukan kegiatan untuk meningkatkan nilai guna dan nilai jual dari biji nangka melalui pengolahan biji menjadi tepung, selanjutnya tepung tersebut menjadi Varonyil (Variasi Roti Unyil) sebagai inovasi dalam pembuatan roti unyil dan alternatif pangan sehat. Kegiatan ini juga dapat membuka peluang usaha bagi masyarakat. Kegiatan produksi Varonyil diawali dengan pembuatan tepung biji nangka untuk proses pengeringan dan penggilingan di laboratorium Sea Fast Centre IPB. Sebelumnya dilakukan proses pencucian, perebusan, dan pengirisan biji nangka. Proses produksi Varonyil dilakukan di rumah atau melalui kerjasama dengan pembuat roti. Kegiatan pemasaran Varonyil dilakukan dengan direct selling, mengikuti bazar, atau dititipkan di toko. Harga penjualan Varonyil relatif murah dibandingkan roti unyil umumnya, yaitu Rp10.000,00 per kotak atau Rp1.000,00 per buah. Dengan demikian usaha ini merupakan usaha yang menguntungkan.
Collections
- PKM - Artikel Ilmiah [220]