| dc.description.abstract | Sistem kesehatan Indonesia menghadapi ketimpangan akses layanan, kebutuhan penguatan layanan primer dan daerah rural, serta desakan efisiensi pembiayaan. Kondisi ini menuntut model pendidikan profesi dokter yang menyiapkan lulusan berorientasi pasien dan komunitas, mampu bekerja lintas setting, dan selaras dengan kebutuhan sistem pelayanan.
Kepaniteraan Klinik Longitudinal Terintegrasi (Longitudinal Integrated Clerkship/LIC) dapat menjawab tuntutan tersebut karena menempatkan mahasiswa dalam kesinambungan pasien, preseptor, tempat kerja, dan kurikulum sehingga pembelajaran klinik berlangsung terintegrasi dan kontekstual. Tipologi LIC mencakup model amalgamative, blended, dan comprehensive yang berbeda pada intensitas durasi dan cakupan disiplin, memungkinkan penyesuaian dengan kapasitas lokal. Implementasi menuntut integrasi kurikulum dengan jejaring layanan primer hingga sekunder dan tersier, asesmen berbasis tempat kerja, serta dukungan akademik klinik. Kendala yang sering muncul adalah variasi volume kasus, beban dan kesiapan preseptor, kebutuhan orientasi bagi dokter pengganti, kalibrasi penilaian, dan penyelarasan dengan ujian nasional. Usaha mitigasi terhadap kendala tersebut dibahas lebih mendalam.
Arah penelitian ke depan mencakup perbandingan antar tipologi dan LIC vs departemental terhadap luaran kompetensi dan layanan, studi biaya efektivitas, dampak terhadap rekrutmen serta retensi di daerah kurang terlayani, dan pengembangan instrumen evaluasi yang andal. Disimpulkan bahwa kepaniteraan klinik longitudinal terintegrasi layak menjadi arus utama pendidikan profesi dokter di Indonesia karena selaras dengan kebutuhan penguatan layanan, efisiensi, dan kesiapan praktik. | id |