Show simple item record

REPORT SERIE 3;

dc.contributor.authorKhomsan, Ali
dc.date.accessioned2025-12-23T03:14:59Z
dc.date.available2025-12-23T03:14:59Z
dc.date.issued2025-12
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171802
dc.description.abstractBalita merupakan kelompok usia yang sangat rentan terhadap masalah gizi karena berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan yang berlangsung sangat pesat. Status gizi balita tidak hanya mencerminkan kondisi kesehatan individu, tetapi juga menjadi indikator penting kesejahteraan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Masalah gizi pada balita, baik gizi kurang, gizi buruk, maupun gizi lebih, masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia (WHO, 2020; Kementerian Kesehatan RI, 2022). Status gizi balita dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain asupan zat gizi, penyakit infeksi, pelayanan kesehatan, kondisi sosial ekonomi, serta faktor pengasuhan di tingkat rumah tangga. Kerangka konseptual UNICEF menjelaskan bahwa penyebab langsung masalah gizi adalah ketidakseimbangan asupan makanan dan penyakit infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung meliputi ketahanan pangan keluarga, pola asuh dan perawatan anak, serta akses terhadap pelayanan kesehatan dan lingkungan yang sehat (UNICEF, 2019). Dalam konteks ini, pengetahuan gizi ibu dan pola asuh makan memegang peranan penting karena keduanya berhubungan langsung dengan pemilihan, pengolahan, dan pemberian makanan kepada balita. Pengetahuan gizi ibu merupakan kemampuan ibu dalam memahami informasi mengenai kebutuhan gizi, jenis dan fungsi zat gizi, prinsip gizi seimbang, serta praktik pemberian makan yang tepat sesuai usia anak. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik cenderung mampu memilih bahan pangan yang lebih beragam, menyusun menu seimbang, serta menerapkan praktik pemberian makan yang sesuai dengan kebutuhan balita (Suhardjo, 2010). Sebaliknya, keterbatasan pengetahuan gizi dapat menyebabkan kesalahan dalam pemberian makan, seperti rendahnya keragaman pangan, frekuensi makan yang tidak adekuat, serta pemberian makanan yang kurang memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi mikro. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherDepartemen Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia IPB Universityid
dc.titleLAPORAN PENELITIAN : Intervensi Edukasi Gizi di Pasuruan: Analisis Pengetahuan Gizi Ibu dan Pola Asuh Balitaid
dc.titleREPORT SERIE 3
dc.title
dc.typeTechnical Reportid
dc.typeVideoid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record