Show simple item record

dc.contributor.authorPuspasari, Brilliant Cahya
dc.date.accessioned2025-06-24T14:19:33Z
dc.date.available2025-06-24T14:19:33Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162912
dc.description.abstractLow back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan musculoskeletal yang sering dialami. Dikutip dari data WHO (2023) terdapat 619 juta orang di dunia mengalami LBP. Diperkirakan jumlah ini akan meningkat hingga 800 juta di tahun 2050. Menurut data Riskesdas 2018, prevalensi nyeri punggung bawah di Indonesia mencapai 18% terutama pada kelompok usia produktif [1][2]. LBP miogenik merupakan gangguan otot terbanyak yang dialami oleh masyarakat. Kondisi ini dipicu oleh kelemahan atau disfungsi otot-otot core atau inti tulang belakang, seperti transversus abdominis, multifidus, dan erector spinae. Otot-otot core berperan menjaga stabilitas dan posisi netral tulang belakang selama aktivitas sehari-hari [2]. LBP seringkali disebabkan oleh lemahnya otot core yang dipicu kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan duduk yang tidak sesuai postur, mengangkat beban dengan sikap yang tidak ergonomis, dan ketidaknormalan tulang belakang. Kelemahan otot core akan menyebabkan spasme otot maupun nyeri otot [3]. Pada Lansia banyak faktor-faktor pemicu seperti sarkopenia, penurunan elastisitas jaringan ikat, juga adanya perubahan struktur anatomi tulang belakang akibat degenerasi yang memperburuk kondisi ini ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherFakultas Kedokteran (FK) IPB Universityid
dc.titlePenanganan Low Back Pain Miogenik Untuk Lansiaid
dc.typeArticleid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record