| dc.description.abstract | Tanaman kurma (Phoenix dactylifera) berasal dari famili Arecaceae dan dibudidayakan
secara luas karena menghasilkan buah yang dapat dikonsumsi. Buah kurma memiliki rasa
manis dengan kandungan gula yang tinggi, mencapai lebih dari 50%. Berkat kandungan
nutrisinya yang melimpah serta umur pohonnya yang panjang, tanaman ini sering dijuluki
sebagai “Tree of Life”. Buah kurma mengandung sekitar 70% gula yang mudah dicerna, seperti
glukosa, sukrosa, dan fruktosa. Selain itu, buah ini juga kaya akan serat pangan, serta
mengandung sejumlah protein dan lemak dalam jumlah sedang. Dari sisi mikronutrien, buah
kurma merupakan sumber berbagai vitamin penting seperti riboflavin, biotin, tiamin, asam
askorbat, dan asam folat. Kandungan mineralnya juga cukup beragam, meliputi kalsium, zat
besi, magnesium, natrium, dan mineral esensial lainnya. Bagian daging buah mengandung
minyak sebesar 0,2–0,5%, sementara bijinya memiliki kandungan minyak yang lebih tinggi,
yaitu sekitar 7,7–9,7%.
Buah kurma juga dikenal kaya akan senyawa fitokimia, seperti sterol, karotenoid,
procyanidin, antosianin, dan flavonoid. Konsentrasi senyawa fitokimia tersebut bervariasi
tergantung pada fase pematangan buah, lokasi geografis tempat tanaman tumbuh, serta kondisi
tanah. Studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak buah kurma menggunakan pelarut akuades
mampu menetralkan radikal hidroksil dan superoksida, serta menghambat oksidasi protein dan
besi yang diinduksi oleh peroksidasi lemak di jaringan otak tikus pada konsentrasi tertentu.
Aktivitas ini berkaitan erat dengan kandungan senyawa fenolik seperti asam ferulat dan asam
kumarat, yang diketahui efektif dalam menangkal efek negatif radikal bebas (Faqir dkk., 2012).
Fitokimia merupakan senyawa kimia alami yang berasal dari tanaman dan memiliki
manfaat kesehatan, terutama ketika digunakan sebagai obat. Fitokimia diklasifikasikan
menjadi dua kelompok utama, yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder. Kedua jenis
metabolit ini terdapat dalam seluruh sel tanaman dan berperan penting dalam proses
metabolisme serta reproduksi seluler. Salah satu kelompok fitokimia utama yang terdapat
dalam buah kurma adalah karotenoid, yang dikenal sebagai senyawa fitokimia dengan
konsentrasi tertinggi pada buah tersebut. Karotenoid merupakan prekursor dari vitamin A, yang
memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan penglihatan, melindungi sel dari kerusakan
akibat radikal bebas, serta berfungsi sebagai antioksidan. ... | id |