Show simple item record

dc.contributor.authorKamilah, Fatiha
dc.date.accessioned2025-06-20T02:57:33Z
dc.date.available2025-06-20T02:57:33Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162628
dc.description.abstractTanaman kurma (Phoenix dactylifera) berasal dari famili Arecaceae dan dibudidayakan secara luas karena menghasilkan buah yang dapat dikonsumsi. Buah kurma memiliki rasa manis dengan kandungan gula yang tinggi, mencapai lebih dari 50%. Berkat kandungan nutrisinya yang melimpah serta umur pohonnya yang panjang, tanaman ini sering dijuluki sebagai “Tree of Life”. Buah kurma mengandung sekitar 70% gula yang mudah dicerna, seperti glukosa, sukrosa, dan fruktosa. Selain itu, buah ini juga kaya akan serat pangan, serta mengandung sejumlah protein dan lemak dalam jumlah sedang. Dari sisi mikronutrien, buah kurma merupakan sumber berbagai vitamin penting seperti riboflavin, biotin, tiamin, asam askorbat, dan asam folat. Kandungan mineralnya juga cukup beragam, meliputi kalsium, zat besi, magnesium, natrium, dan mineral esensial lainnya. Bagian daging buah mengandung minyak sebesar 0,2–0,5%, sementara bijinya memiliki kandungan minyak yang lebih tinggi, yaitu sekitar 7,7–9,7%. Buah kurma juga dikenal kaya akan senyawa fitokimia, seperti sterol, karotenoid, procyanidin, antosianin, dan flavonoid. Konsentrasi senyawa fitokimia tersebut bervariasi tergantung pada fase pematangan buah, lokasi geografis tempat tanaman tumbuh, serta kondisi tanah. Studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak buah kurma menggunakan pelarut akuades mampu menetralkan radikal hidroksil dan superoksida, serta menghambat oksidasi protein dan besi yang diinduksi oleh peroksidasi lemak di jaringan otak tikus pada konsentrasi tertentu. Aktivitas ini berkaitan erat dengan kandungan senyawa fenolik seperti asam ferulat dan asam kumarat, yang diketahui efektif dalam menangkal efek negatif radikal bebas (Faqir dkk., 2012). Fitokimia merupakan senyawa kimia alami yang berasal dari tanaman dan memiliki manfaat kesehatan, terutama ketika digunakan sebagai obat. Fitokimia diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder. Kedua jenis metabolit ini terdapat dalam seluruh sel tanaman dan berperan penting dalam proses metabolisme serta reproduksi seluler. Salah satu kelompok fitokimia utama yang terdapat dalam buah kurma adalah karotenoid, yang dikenal sebagai senyawa fitokimia dengan konsentrasi tertinggi pada buah tersebut. Karotenoid merupakan prekursor dari vitamin A, yang memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan penglihatan, melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, serta berfungsi sebagai antioksidan. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherFK-IPB Universityid
dc.titleProfil Fitokimia Phoenix dactylifera L. dan Karakterisasi Senyawa Bioaktif untuk Pengembangan Agen Terapeutik Herbalid
dc.typeArticleid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record