| dc.description.abstract | Pada tahun 2020, kanker menjadi penyakit dengan angka kematian tertinggi yaitu mencapai
hamper 10 juta kasus. Angka ini terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Oleh karena itu
berbagai jenis pengobatan terus dikembangkan untuk menurunkan tingginya angka mortalitas yang
disebabkan oleh kanker.1 Di luar berbagai terapi dengan tujuan kuratif, terapi penunjang juga
menjadi perhatian di dalam dunia medis. Hal ini disebabkan karena di samping tingginya angka
mortalitas kanker, efek dan dampak dari kanker itu sendiri juga memberikan pengalaman yang
tidak mengenakan untuk pasien. Hal ini disebabkan karena kanker merupakan suatu penyakit yang
bersifat kronis dan menyerang seluruh bagian tubuh. Salah satu ciri khas dari kanker yaitu
kemampuannya untuk bermetastasis dari situs primernya, dan dapat menyebabkan malfungsi dari
berbagai organ. Dampak yang ditimbulkan oleh kanker itu sendiri beragam, tergantung dari status
dan stadium dari jenis kanker itu sendiri. Dampak yang paling parah dari kanker itu sendiri adalah
kematian dikarenakan sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan kanker
secara total.2 Rasa sakit dan tidak nyaman, peningkatan risiko infeksi, dan berbagai efek
pengobatan ajuvan paska-operasi sering kali juga berkontribusi terhadap penurunan nafsu makan,
yang dapat mempengaruhi status nutrisi dan kualitas kehidupan seseorang. Pasien dengan jenis
kanker yang lebih ganas umumnya lebih rentah terhadap stres fisiologi, termasuk depresi,
kecemasan, dan insomia yang juga dapat menurunkan kulaitas hidup seseorang dan berdampak
pada harapan hidup individu tersebut. ... | id |