LAPORAN AKHIR KABUPATEN PASURUAN
Intervensi Pemberian Makanan Tambahan Dan Edukasi Gizi Untuk Atasi Stunting
View/ Open
Date
2024Author
Khomsan, Ali
Firdausi, Alya
Adha, As Syaffa Amalia
Metadata
Show full item recordAbstract
Stunting merupakan permasalahan gizi yang masih menjadi pokok permasalahan karena angka prevalensinya yang masih cukup tinggi. Berdasarkan SSGI (2022), diketahui bahwa prevalensi stunting di Jawa Timur adalah 19,2% dan di Kabupaten Pasuruan 20,5%. Tingginya angka tersebut ditargetkan dapat mengalami penurunan sebesar 14 persen hingga 2024 atau turun 2,7 persen per tahun. Untuk itu telah ditunjuk BKKBN menjadi Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting. Pemetaan stunting sudah sangat detil dan jelas. Penderita stunting sudah dideteksi by name by address sehingga data yang ada dapat dijadikan dasar untuk membuat langkah-langkah konkret untuk penanganannya.
Kegiatan ini dilakukan di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Jumlah subjek adalah 108 anak balita. Balita yang menjadi sampel dalam penelitian ini berusia di atas 12 bulan. Studi ini dilakukan pada bulan Juni 2023 – Maret 2024. Intervensi yang diberikan adalah edukasi gizi dan pemberian makanan tambahan berupa telur dan satu sachet susu Dancow yang sudah difortifikasi dengan gizi mikro. Makanan tambahan diberikan setiap hari selama 100 hari. Edukasi gizi dilakukan 1 kali offline dan 1 kali online.
Karakteristik keluarga di Pasuruan dicirikan oleh usia ayah 35,3 tahun dan usia ibu 30,0 tahun. Pendidikan ayah mayoritas adalah SD (39,8%) dan SMP (20,4%), sementara pendidikan ibu mayoritas SD 60,2% dan SMA 14,8%. Sementara itu, pekerjaan ayah mayoritas (30,6%) adalah sebagai pegawai swasta dan ibu sebagai ibu rumah tangga (83,3%). Rata-rata penghasilan keluarga sebesar Rp 2.892.171 dan hanya 13,0% keluarga yang telah berpenghasilan di atas UMR (Rp. 4.515.133). Pengeluaran pangan terbesar adalah untuk membeli lauk pauk (24,8%), dan pengeluaran nonpangan untuk membeli rokok 26,5%, angka ini lebih besar daripada pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, dan pengeluaran lainnya. Karakteristik balita di Pasuruan dicirikan oleh BBLR (berat badan lahir rendah) sejumlah 12,0%, stunting saat lahir berjumlah 22,2%, dan lahir prematur berjumlah 6,5%.
Pengetahuan gizi ibu terbagi dua komponen, yaitu short-term dan long-term. Untuk short-term terjadi peningkatan skor pengetahuan gizi sebesar 15,2 poin dari skor 70,4 (pretest) menjadi 85,6 (posttest). Terdapat perbedaan skor pengetahuan gizi yang signifikan antara pretest dan posttest (p<0,01). Sementara untuk long-term terjadi peningkatan skor pengetahuan gizi sebesar 0,7 dari skor baseline 73,4 menjadi 74,1 saat endline.
Terdapat peningkatan asupan, ditandai dengan rata-rata tingkat kecukupan energi yang meningkat dari 59,2±21,5 menjadi 65,4±21,8. Peningkatan juga terjadi pada protein dan lemak, yakni 164,6±79,3 menjadi 193,7±69,2 untuk protein, dan 57,5±30,0 menjadi 76,0±32,3 untuk lemak. Sedangkan untuk karbohidrat menurun dari 51,1±19,1 menjadi 48,5±16,0 untuk karbohidrat. Meskipun terjadi peningkatan asupan dibanding baseline dan endline, tetapi tingkat kecukupan energi, lemak, dan karbohidrat sebagian besar balita masih tergolong dalam kategori sangat kurang (<80%). Terjadi peningkatan skor keragaman konsumsi pangan dari 3,8 (baseline) menjadi 4,9 (endline). Skor keragaman ini masih masuk kategori sedang (4-5). Terdapat perbedaan skor keragaman konsumsi pangan yang signifikan antara baseline dan endline (p<0,01).
Status gizi berdasarkan TB/U menunjukkan adanya perbaikan yaitu dari z-score -3,17 (baseline) menjadi -2,95 (endline). Pada saat baseline terdapat 58 anak balita severe stunting (Z-score <-3 SD) dan jumlahnya turun menjadi 46 anak pada saat endline. Penurunan severe stunting mencapai 20,7%. Total balita stunting dan severe stunting pada saat baseline adalah 108 anak dan pada saat endline menjadi 98 anak, ini berarti terjadi penurunan sejumlah 10 anak (9,3%). Status gizi berdasarkan BB/U menunjukkan adanya perbaikan yaitu dari z-score -2,55 (baseline) menjadi -2,44 (endline). Berat badan normal (BB/U) pada saat baseline
berjumlah 26 anak dan pada saat endline menjadi 30 anak atau terjadi peningkatan jumlah anak dengan BB/U normal sebesar 15,4%. Status gizi berdasarkan BB/TB menunjukkan tidak adanya peningkatan atau penurunan z-score, yaitu -1,02 saat baseline maupun endline.
Collections
- Research Report [220]