Show simple item record

dc.contributor.authorLeily A.
dc.contributor.authorSuhanda, NS.
dc.contributor.authorSukandar, D.
dc.date.accessioned2010-05-06T03:34:24Z
dc.date.available2010-05-06T03:34:24Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/13473
dc.description.abstractPada tahun 2006, terdapat sekitar 44% penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani (BPS, 2006). Meskipun demikian, petani Indonesia cenderung merupakan gambaran masyarakat yang terbelakang secara sosial ekonomi, belum berkembang dan berada dalam kondisi kurang menguntungkan. Hal ironis ditemukan di antara petani Indonesia. Dengan banyak lahan subur di Indonesia, hanya sedikit petani yang berorientasi agribisnis. Petani pada umumnya merupakan petani gurem atau buruh tani yang pada umumnya memiliki daya tawar rendah secara ekonomi dalam upaya memperbaiki kesejahteraan hidup. Subang merupakan salah satu kabupaten di Indonesia dengan persentase tertinggi penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Subang memiliki luas wilayah 205,176 ha, terdiri dari wilayah padi (84,167 ha) dan daratan (121,009 ha). Subang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat sebagai produsen dan distributor padi untuk wilayah Jawa Barat dan Jakarta. Wilayah daratan banyak ditanami dengan tanaman hortikulutra. Dengan tipe pertanian tersebut, diduga kuat pola konsumsi pangan masyarakat dan rumahtangga di kedua wilayah tersebut adalah berbeda, yaitu petani padi tinggi konsumsi padi dan olahannya, sedangkan petani hortikultura lebih tinggi dalam hal konsumsi sayuran dan buah-buahan. Lebih lanjut, perbedaan tersebut dapat berdampak pada perbedaan asupan dan tingkat kecukupan gizi di antara kedua kelompok rumahtangga petani.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleNutrient Intake and Nutritional Status of Farmer Households in Horticulture Area are Better than Those in Rice Areaid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record