Bioaditif Berbasis Minyak Atsiri Untuk Meningkatkan Mutu Dan Kinerja Biosolar
Laporan Akhir Kegiatan Tahun Kedua Pendanaan Riset Inovatif-Produktif (RISPRO) KOMERSIAL
View/ Open
Date
2023Author
Rusli, Meika Syahbana
Setiapraja, Hari
Setyaningsih, Dwi
Wibawa, Dhani Satria
Agustian, Egi
Kusuma, Dona Sulistia
Santana, Edwin D
Metadata
Show full item recordAbstract
Mesin diesel merupakan salah satu penghasil energi di bidang industri dan transportasi yang banyak digunakan di Indonesia. Pembakaran pada mesin diesel tidak memerlukan percikan api, tetapi pembakaran terjadi akibat kompresi mesin pada suhu tinggi serta tercampurnya bahan bakar dengan udara. Proses pembakakaran sangat bergantung pada kualitas bahan bakar yang digunakan misalnya solar/biosolar. Kualitas bahan bakar solar/biosolar harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas serta bebas dari zat pengotor atau zat kimia yang merugikan (Setyadi dan Wibowo 2015). Dampak negatif dari penggunaan bahan bakar biosolar yang memiliki kualitas rendah yaitu potensi terbentuknya endapan atau deposit pada ruang bakar.
Peningkatan kualitas bahan bakar diesel dapat dilakukan dengan menambahkan aditif bahan bakar. Manfaat dari aditif diantaranya, yaitu meningkatkan sifat dasar bahan bakar, menambah tenaga mesin, meningkatkan durability performance pada mesin, membersihkan injector, mengurangi endapan organik, dan menghemat bahan bakar (Endyani dan Putra 2011). Aditif bahan bakar dibedakan menjadi dua, yaitu aditif sintetis dan aditif alami. Aditif 2-ethyl hexyl nitrat (EHN) merupakan contoh aditif sintetis yang telah komersil dan banyak digunakan sebagai peningkat mutu bahan bakar mesin diesel (Nasikin dan Makhdiyanti 2003). EHN yang berasal dari sintesis minyak bumi merupakan hasil proses nitrasi senyawa 2-etil-1-hexanol (C8H10O) sehingga, penggunaannya bersifat tidak terbarukan (Rafmiwati 2018). Alternatif potensial yang bersifat alami serta terbarukan sebagai aditif bahan bakar yaitu minyak atsiri. Penggunaan minyak atsiri sebagai bioaditif bahan bakar berfungsi sebagai penyedia oksigen dan dapat meningkatkan efisiensi pembakaran serta mengurangi emisi gas hasil pembakaran (Kadarohman et al. 2010).
Salah satu minyak atsiri yang banyak ketersediaannya di Indonesia ialah minyak sereh wangi (Citronella oil). Minyak sereh wangi terdiri dari tiga komponen utama yaitu sitronelal (C10H18O), sitronelol (C10H20O), dan geraniol (C10H18O) (Hamzah et al. 2014). Kandungan oksigen pada tiga komponen utama minyak sereh wangi tersebut dapat menjadi penyedia oksigen pada proses pembakaran. Selain itu, struktur kimia dari minyak sereh wangi berbentuk siklis dan berantai terbuka. Menurut (Kadarohman et al. 2010), minyak atsiri yang berbentuk siklis dan berantai terbuka dapat menurunkan kekuatan ikatan antar molekul pada bahan bakar sehingga proses pembakaran menjadi lebih efisien. ...
Collections
- Research Report [220]