Show simple item record

dc.contributor.authorPurnomo, Cicilia Setyo Rini
dc.date.accessioned2010-05-05T11:10:16Z
dc.date.available2010-05-05T11:10:16Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12557
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya tetas telur menjadi larva, keberhasilan perkembangan larva menjadi pupa, pupa menjadi dewasa dan rasio nyamuk jantan dan betina Aedes aegypti terseleksi insektisida malation. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap, dengan tiga ulangan pada setiap pengamatan generasi yang diuji. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan uji Anova dan dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daya teas tclur rnenjadi larva untuk generasi FO, F5, F10, F15 dan F20 adalah 62.77%, 76.13%, 73.99%, 66.78% dan 62.46%. Daya tetas telur pada generasi terseleksi malation tidak berbeda nyata jika dibandingkan dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa seleksi dengan malation sampai 20 generasi nyamuk tidak mempengaruhi daya tetas telur. Keberhasilan larva yang berkembang menjadi pupa pada generasi FO, F5, FlO, Fl5 dan F20 adalah 90.79%, 82.43%, 89.93%, 88.89% dan 84.52%. Keberhasilan larva yang berkembang menjadi pupa pada generasi terseleksi malation tidak berbeda nyata jika dibandingkan dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa seleksi malation sampai 20 generasi nyamuk tidak mempengaruhi keberhasilan perkembangan larva menjadi pupa. Keberhasilan eklosi pada generasi FO, F5, F10, Fl5 dan F20 adalah 92.56%, 80.84%, S0.79%, 86.16% dan 90.26%. Keberhasilan eklosi pada generasi terseleksi malation tidak berbeda nyata jika dibandingkan dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa seleksi malation sampai 20 generasi nyamuk tidak mempengaruhi keberhasilan eklosi. Energi yang digunakan untuk mempertahankan daya tetas telur, keberhasilan larva menjadi pupa dan keberhasilan eklosi tidak terganggu oleh cekaman insektisida karena nyamuk telah membayarnya dengan pertukaran alokasi energi (trade-om untuk jangka hidup nyamuk dewasa. Keadaan ini sesuai dengan teori kehidupan yang mengungkapkan bahwa energi yang tersedia pada setiap organisme hidup jumlahnya terbatas. Pada pengamatan rasio nyamuk Aedes aegypti jantan dan betina diperoleh hasil persentase rasio nyamuk jantan pada generasi FO, F5, F 10, F 15 dan F20 adalah 45.87%, 48.07%, 48.41%, 49.94% dan 53.76%. Sedangkan persentase rasio nyamuk betina pada generasi FO, F5, F10, F15 dan F20 adalah 54.13%, 51.50%, 51.59%, 50.06% dan 46.24%. Seleksi nyamuk dengan malation sampai 20 generasi berpengaruh terhadap rasio nyamuk jantan dan betina. Semakin sering nyamuk terpapar malation dengan konsenhasi yang semakin besar, maka rasio nyamuk jantan sernakin meningkat dan rasio nyarnuk betina semakin menurun.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePengaruh Seleksi Malation Terhadap Daya Tetas Telur, Keberhasilan Menjadi Pupa, Kemampuan Eklosi Serta Rasio Nyamuk Jantan Dan Betina Aedes Aegyptiid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record