Show simple item record

dc.contributor.authorHaryanto, Agung Puji
dc.date.accessioned2010-05-05T10:33:35Z
dc.date.available2010-05-05T10:33:35Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12434
dc.description.abstractProduktivitas ternak ayam dipengaruhi berbagai faktor antara lain : pakan ternak, genetik, lingkungan dan penyakit. Koksidiosis merupakan suatu penyakit parasiter yang sering disebut penyakit berak darah dan umurnnya ditemukan pada industri peternakan khususnya perunggasan. Koksidiosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi salah satu spesies coccidia dari Phylum Protozoa, SubPhylum Apicoiiiplexa, kelas Sporozoa (Reid,1978). Einleria lenella merupakan Einleria yang terdapat dalam sekum dan spesies paling patogen pada ayam, diantara spesies Eirnerin lainnya. Spesies ini lnenyebabkan diare berdarah dan sering menimbulkan kematian ayam usia muda (Levine, 1978 dalannl Ashadi, 1990). Pencegahan dan pengobatan koksidiosis biasanya rnenggunakan preparat sulfa. Tetapi apabila digunakan secara terus menerus menimbulkan resisten dan residu pada daging serta telur ayam. Oleh karena itu diperlukan alternatif pengganti preparat sulfa dengan tanaman obat tradisional seperti brotowali (Il7nospora crisj~a (L.) Miers). Brotowali (Tinospor,a crisp (L.) Miers) berkhasiat untuk pengobatan demam, malaria, antidiare, hepatitis dan antihelmentika. (Heyne, 1987). Hal tersebut didasarkan pada kegunaannya sebagai obat anti malaria dan antidiare, mengingat penyebab penyakit malaria masih satu ordo dengan coccidia. Bahan yang digunakan adalah ayam petelur sebanyak 90 ekor, beruniur 21 hari diinfeksi L?irneria fer~ellad an dikelompokkan menjadi 6 keloinpok perlakuan, yait~~ kelompok rebusan batang brotowali ('Ii'rro.~l)ora c i a (L.) Miers) dosis 100 mdkg bb, 200 mdkg bb, 400 nidkg bb, obat sulfa, kontrol positif dan negatif. Masing-masing kelompok terdiri 15 ekor. Pemberian obat dilakukan per oral dengan menggunakan metoda 3-2-3 (Tiga hari pengobatan, dua hari dihentikan (kosong), tiga hari kemudian pernberian obat). Pengamatan yang dilakukan selama penelitian adalah pertamballan bobot badan setelah diinfeksi Ei'ialerin fenella dengan cara penimbangan setiap 2 hari, dimulai pada 2 hari hingga 16 hari setelah infeksi. Penghitungan jumlah skizon dalam jaringan sekum ayam pada hari ke-5, 8 dan 14 setelah infeksi dengan pembuatan prepalxt histopatologi diperiksa secara mikroskopis dengan petnbesaran 400 S.Dari hasil pengamatan ini diketahui bahwa efek pemberian rebusan batang brotowali (Tif7osporn crispn (L.) Miers) efektif pada dosis antara 100 mglkg bb - 200 mglkg bb. Karena pada dosis 100 mglkg bb (33,3%) mempunyai jumlah kematiali ayam terendah dibandingkan perlakuan lain, dosis 200 mglkg bb kurang mengalami penurunan bobot badan juga rata-rata jumlah skizon lebih sedikit. Pemberian rebusan batang brotowali (Ti~ospornc rispn (L.) Miers) rnempunyai rata-rata jumlah ookista yang rendah pada hari ke-5 setelah infeksi (dosis 1001ng/kg bb), hari ke-S dan 14 setelah infeksi (dosis 200 niglkg bb). Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan pengobatan alternatif pada koksidiosis ayam. Maka perlu penelitian lanjutan unt~~mke lakukan ekstrasi zat aktif yang terkandung dalam rebusan batang brotowali (Tirios/~olzor. ~.s/)cr (L.) Miers) dan ~iieliliatp engaruh peniberian rebusan batang brotowsli ('li'tio.s[~o~.on. i.s/~n(1 , ) Micr-s) dosis tinggi pada liati, ginjal, dan LISLIS ayamid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleEfek Rebusan Batang Brotowali (Tinosporn Crispa (L.) Miers) Terhadap Peningkatan Bobot Badan, Jumlah Skizon, Ookista Dalam Jaringan Sekum Dan Kematian Ayam Setelah Diinfeicsi Einzerin Te~Zellid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record