| dc.description.abstract | Penyakit tuberkulosis pada ternak disebabkan oleh niycobacterizmt tuberculosis, dibagi dalam tiga tipe yaitu : tipe human, tipe avian dan tipe bovine. Ketiga tipe ~~~j~coi)~~/cff~erlb.ierricnzr~lo sisi ni dibedakan dari sifat-sifat bakteri pada pupuka~id an tiiiykat virulensi pada beberapa hewan percobaan. TCepekaan hewan ataupun ternak terhadap salah satu tipe t~~jcobncterilii~l /i~berkiilo.si.s berbeda satu dengan lainnya. Kasus tuberkulosis pada ternak masih jarang diiemukan dibandingkan dengan penyakit zoo~losis lainnya. Penularan tuberkulosis tcruta~~m~ael alui jalur pernafasan, infeksi silang antara hewan, peralatan yang terko~?iiuninasim, akanan ataupun minuman yang juga terkontaminasi. Dala~n infeksi tuberkulosis, kekuatan inagrofag dan tingkat virulensi bakteri mzrnegang peranan penting dalam penetrasi bakteri selanjutnya. Semakin kuat daya magrorag semakin kecil kemungkinan terinfeksi tuberkulosis, atau semakin tinggi vi~.i~lensbia kteri semakin besar peluang terinfeksi tuberkulosis. Dalam proses perjalanan penyakit dan perkembangan selanjutnya, mekanisme respon kekebalan sangat niemp~tngaruhi. Pengendalian tuberkulosis pada ternak ataupun hewan secara umulii perlu dilnkukai~ pencegahan dan pengobatan. Tindakan pencegahan beiupa karantina yang ke!at, ~!jtiu berkulin yang rutin dan penyingkiran reaktor. Tindakan pengobatan umulnnya jarang dilakukan kecuali untuk hewan langka ataupun yang merniliki nilai lebih atau hcwan penelitian. Campur tangan pemerintah dalam dunia peternakan dan kehewanan dapat berupa peraturan, undang-undang yang mengatur lalu lintas hewan, karantina, obat hewan, keslnavet atau dengan peraturan-peraturan daerah yang berlaku, bertujuan untuk peninykatan nilai ekonomi, pendapatan perkapita dan terbentuknya lapangan pekerjaan yang baru. | id |
