dc.description.abstract | Sejak Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) di kawasan industri PT Pupuk Kujang di
Cikampek dibangun tahun 2014, kondisinya kini telah banyak berkembang. Pada tahun 2020,
taman ini dikembangkan melalui konsep zonasi yang terdiri atas zona inti koleksi, zona penyangga,
dan zona pemanfaatan. Pengembangan infrastruktur fisik di dalam taman diduga dapat merubah
jumlah koleksi dan kehadiran satwa baru di Taman Kehati. Mengacu pada data yang dikumpulkan
sejak tahun 2017 didapatkan hasil secara umum bahwa peningkatan jumlah spesies vegetasi alami
telah terjadi, baik dari kelompok pohon, perdu, maupun herba/terna, termasuk satwa di
dalamnya (Roemantyo et al., 2021a).
Pengayaan koleksi vegetasi dan satwa ini tentu akan merubah struktur dan komposisi
keanekaragaman jenis dan jasa ekosistemnya. Jika observasi terhadap satwa pada 2017 hanya
fokus pada burung yang berperan sebagai pengendali hama dan penyakit serta penyerbuk atau
pollinator dan pemencar biji, maka pada observasi 2021 telah dikembangkan tidak hanya fokus
pada burung tetapi juga jenis satwa lain seperti mamalia, reptilia, amfibia, dan serangga. Data ini
diperlukan untuk mengetahui kehadiran satwa dalam kurun waktu tertentu agar dapat diketahui
proses alami keberadaan satwa pada tapak ekosistem di Taman Kehati PT Pupuk Kujang. Yang
menarik dari hasil monitoring ini adalah bahwa satwa wilayah karst diidentifikasi hadir di Taman
Kehati. Hal ini menyiratkan bahwa daya jelajah (home range) satwa karst mencapai jarak yang
cukup jauh (Roemantyo et al. 2021b), karena bentanglahan karst terletak di sebelah selatan –
barat daya dari kawasan industri PT Pupuk Kujang atau berjarak sekitar 10 km. Keberadaan satwa
wilayah karst ini cukup menarik untuk dikaji, karena kehadirannya bisa mencerminkan suatu
kegiatan rutin satwa dalam menjelajah atau sebaliknya karena terdesak oleh tekanan yang
muncul di habitatnya yaitu di bentanglahan karst sebagai akibat dari aktivitas manusia.
Bentanglahan karst adalah bagian permukaan bumi yang bermaterial batugamping
(limestone) dimana ekspresi topografi bentanglahan karst sering berbentuk perbukitan hingga
pegunungan. Wilayah karst mempunyai jasa ekosistem dan telah sekian lama dimanfaatkan oleh
penduduk di sekitarnya, terutama diambil material batu batugampingnya melalui penambangan.
Penambangan batugamping adalah kegiatan pengambilan batu bermaterial gamping yang
dimanfaatkan untuk mendukung kebutuhan-kebutuhan lain, seperti konstruksi bangunan, jalan,
pertanian, hingga untuk industri. Dalam kadar tertentu penambangan sangat bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan, namun apabila telah melampaui batas ambang kestabilan ekologi, maka
penambangan dapat bisa memicu proses degradasi lingkungan. Untuk memahami bagaimana
kondisi lingkungan bentanglahan karst di Kabupaten Karawang ini maka diperlukan suatu kajian
awal untuk mengenali keberadaannya.Dari kajian ini setidaknya dapat mengetahui persebaran
spasialnya, luasan, dan kondisi eksisting penggunaan lahannya. Informasi ini sangat diperlukan
dan bisa digunakan untuk kajian lebih lanjut yang hasilnya dapat digunakan untuk perencanaan
pengelolaan sumberdaya lahan di wilayah tersebut. dst .. | id |