Show simple item record

dc.contributor.authorTjahjono, Boedi
dc.contributor.authorHidiya, Miesriany
dc.contributor.authorTunggadewi, Andini Tribuana
dc.contributor.authorRoemantyo
dc.contributor.authorWidyasmara, Reyno Pramudyono
dc.date.accessioned2023-05-31T07:50:44Z
dc.date.available2023-05-31T07:50:44Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118269
dc.description.abstractSejak Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) di kawasan industri PT Pupuk Kujang di Cikampek dibangun tahun 2014, kondisinya kini telah banyak berkembang. Pada tahun 2020, taman ini dikembangkan melalui konsep zonasi yang terdiri atas zona inti koleksi, zona penyangga, dan zona pemanfaatan. Pengembangan infrastruktur fisik di dalam taman diduga dapat merubah jumlah koleksi dan kehadiran satwa baru di Taman Kehati. Mengacu pada data yang dikumpulkan sejak tahun 2017 didapatkan hasil secara umum bahwa peningkatan jumlah spesies vegetasi alami telah terjadi, baik dari kelompok pohon, perdu, maupun herba/terna, termasuk satwa di dalamnya (Roemantyo et al., 2021a). Pengayaan koleksi vegetasi dan satwa ini tentu akan merubah struktur dan komposisi keanekaragaman jenis dan jasa ekosistemnya. Jika observasi terhadap satwa pada 2017 hanya fokus pada burung yang berperan sebagai pengendali hama dan penyakit serta penyerbuk atau pollinator dan pemencar biji, maka pada observasi 2021 telah dikembangkan tidak hanya fokus pada burung tetapi juga jenis satwa lain seperti mamalia, reptilia, amfibia, dan serangga. Data ini diperlukan untuk mengetahui kehadiran satwa dalam kurun waktu tertentu agar dapat diketahui proses alami keberadaan satwa pada tapak ekosistem di Taman Kehati PT Pupuk Kujang. Yang menarik dari hasil monitoring ini adalah bahwa satwa wilayah karst diidentifikasi hadir di Taman Kehati. Hal ini menyiratkan bahwa daya jelajah (home range) satwa karst mencapai jarak yang cukup jauh (Roemantyo et al. 2021b), karena bentanglahan karst terletak di sebelah selatan – barat daya dari kawasan industri PT Pupuk Kujang atau berjarak sekitar 10 km. Keberadaan satwa wilayah karst ini cukup menarik untuk dikaji, karena kehadirannya bisa mencerminkan suatu kegiatan rutin satwa dalam menjelajah atau sebaliknya karena terdesak oleh tekanan yang muncul di habitatnya yaitu di bentanglahan karst sebagai akibat dari aktivitas manusia. Bentanglahan karst adalah bagian permukaan bumi yang bermaterial batugamping (limestone) dimana ekspresi topografi bentanglahan karst sering berbentuk perbukitan hingga pegunungan. Wilayah karst mempunyai jasa ekosistem dan telah sekian lama dimanfaatkan oleh penduduk di sekitarnya, terutama diambil material batu batugampingnya melalui penambangan. Penambangan batugamping adalah kegiatan pengambilan batu bermaterial gamping yang dimanfaatkan untuk mendukung kebutuhan-kebutuhan lain, seperti konstruksi bangunan, jalan, pertanian, hingga untuk industri. Dalam kadar tertentu penambangan sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan, namun apabila telah melampaui batas ambang kestabilan ekologi, maka penambangan dapat bisa memicu proses degradasi lingkungan. Untuk memahami bagaimana kondisi lingkungan bentanglahan karst di Kabupaten Karawang ini maka diperlukan suatu kajian awal untuk mengenali keberadaannya.Dari kajian ini setidaknya dapat mengetahui persebaran spasialnya, luasan, dan kondisi eksisting penggunaan lahannya. Informasi ini sangat diperlukan dan bisa digunakan untuk kajian lebih lanjut yang hasilnya dapat digunakan untuk perencanaan pengelolaan sumberdaya lahan di wilayah tersebut. dst ..id
dc.language.isoidid
dc.titlePra-Survei Ekologi Bentanglahan Karst di Kabupaten Karawangid
dc.typeTechnical Reportid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record