Show simple item record

dc.contributor.authorSoedomo, Sudarsono
dc.date.accessioned2023-01-30T03:06:54Z
dc.date.available2023-01-30T03:06:54Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116410
dc.description.abstractMaksud dari penulisan paper ini adalah untuk menunjukkan kinerja ekonomi finansial kebun sawit dan hutan tanaman. Beberapa variabel yang dianalisis adalah nilai ekspor, sumbangan terhadap produksi nasional, penerimaan negara, pembukaan lapangan kerja, pendapatan rumah tangga, dan dampak sosial. Metoda yang digunakan melalui survai literatur dan statistik yang diterbitkan lembaga resmi yang kridibel baik domestik maupun internasional. Dalam hal nilai ekspor, sumbangan terhadap produksi nasional, pembukaan lapangan kerja, dan pendapatan rumah tangga nampak bahwa kebun sawit mengungguli hutan tanaman. Dalam hal penerimaan negara dalam bentuk bukan pajak (PNBP), hutan tanaman mengungguli kebun sawit, karena PNBP sawit memang tidak ada. Tetapi keunggulan ini tererosi oleh keunggulan kebun sawit dalam memberikan pajak bumi dan bangunan (PBB). Secara umum, Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP), yang digunakan sebagai dasar penentuan pajak yang harus dibayarkan, perkebunan lebih tinggi dibandingkan NJOP perhutanan untuk semua item, baik tanah maupun bangunan. Perbedaannya sangat besar. Sebagai contoh, NJOP tanah belum produktif di kebun sawit adalah Rp 1500 per m2 untuk tanah yang belum diolah hingga Rp 1700 per m2 untuk tanah persemaian, sementara untuk hutan tanaman hanya Rp 200 per m2. Dampak sosial kebun sawit dan hutan tanaman cukup sulit untuk dibandingkan. Terjadinya alienasi masyarakat tempatan secara kurang tepat sering disebutkan sebagai dampak dari kehadiran kebun sawit dan hutan tanaman, karena alienasi tersebut sesungguhnya telah terjadi sejak ada klaim kawasan hutan.id
dc.language.isoidid
dc.titleHutan Tanaman Industri vs Sawit: Ekonomi - Finansialid
dc.typeArticleid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record