dc.description.abstract | Pemenuhan kebutuhan protein hewani khususnya daging masih belum dapat
mengimbangi permintaan dalam negeri sehingga masih diperlukan impor dalam
jumlah cukup besar. Dilihat dari populasi nasional populasi ternak besar pada tahun
2017 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan populasi 2016, kecuali
ternak kuda dan kerbau. Populasi sapi potong 16,4 juta ekor, sapi perah 0,5 juta
ekor, kerbau 1,3 juta ekor (penurunan 2,44%), dan kuda 0,4 juta ekor (penurunan 3,57
%). Walaupun secara data statistik terjadi peningkatan populasi sapi potong dari
tahun sebelumnya, namun peninngkatan tersebut masih belum dapat mencukupi
permintaan. Tercatat pad tahun 2017, total volume impor sub sektor peterrnakan
adalah 1,649 juta ton, sedangkan impor ternak saja senilai 169.208 ton dan tertinggi
adalah sapi sebesar 168.588 ton (Ditjen PKH 2018). Sapi pedaging atau sapi potong
merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang mempunyai kontribusi terbesar
sebagai penghasil daging, serta untuk pemenuhan kebutuhan pangan khususnya
protein hewani (Yuliana et al 2014).
Pembibitan sapi pedaging menjadi pilar penting dalam usaha ternak mengingat
pembibitan adalah suatu kegiatan pemeliharaan ternak dengan tujuan utama
pembibitan ternak. Pembibitan adalah kegiatan budidaya yang menghasilkan bibit
ternak untuk keperluan sendiri atau diperjual-belikan. Good Breeding Practice (GBP)
terdiri dari enam aspek, yaitu sarana dan prasarana, cara pembibitan, kesehatan
ternak, pelestarian fungsi lingkungan hidup, sumber daya manusia serta pembinaan
dan pengawasan (Sundra et al 2016).Keberhasilan Breeding pada sapi potong
terdiri dari bebersapa faktor : 1). Bibit (bangsa) ternak sapi potong yang digunakan,
karena setiap bangsa ternak sapi potong memiliki potensi yang berbeda-beda, 2).
Pakan untuk ternak sapi potong, karena kualitas dan kuantitas pakan sangat
mempengaruhi tumbuh kembang ternak. dari kriteria calon induk betina, umur induk,
dan tata kelola reproduksi (Amam dan Harsital 2019). | id |