Analisis Tekno-Ekonomi Produksi Benih TSS Bawang Merah pada Mini Plant Factory dengan Scale Up untuk Skala Produksi
Abstract
Bawang merah (Allium cepa) merupakan komoditas sayuran umbi yang
populer di kalangan masyarakat. Permintaan pasar yang tinggi terhadap bawang
merah pada waktu tertentu seringkali menyebabkan terjadinya fluktuasi harga.
Usaha pemenuhan permintaan pasar yang dapat dilakukan salah satunya melalui
percepatan masa tanam dengan menyediakan benih bawang merah dalam bentuk
biji atau dikenal dengan True Shallot Seed (TSS). Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui kelayakan finansial produksi benih TSS pada mini plant factory dan
mengetahui skenario terbaik untuk usaha mini plant factory. Penelitian
menggunakan dua skenario awal, yaitu skenario I dengan skala produksi
menggunakan skala pilot plant dan skenario II dengan melakukan scale up
produksi. Berdasarkan kajian time study diperoleh skala produksi yang optimum
adalah 6 kontainer dengan 5 siklus per tahun untuk agroekosistem dataran tinggi
dan temperatur kombinasi, sedangkan 6 siklus per tahun untuk agroekosistem
dataran rendah. Masing-masing agroekosistem memerlukan 3 orang tenaga kerja
tetap dan tambahan tenaga kerja lepas pada pekerjaan penanaman, polinasi, dan
panen. Apabila Net Present Value (NPV) skenario II bernilai negatif, maka
dilakukan skenario III yaitu dengan tingkat produksi yang dapat mencapai NPV
bernilai positif. Analisis finansial yang dilakukan adalah menghitung Biaya Tetap
dan Biaya Tidak Tetap, kemudian dilakukan analisis kelayakan finansial dengan
menghitung NPV, Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio, dan Break
Even Point (BEP). Berdasarkan analisis kelayakan finansial pada skenario II, baik
pada agroekosistem dataran tinggi maupun dataran rendah dihasilkan NPV bernilai
negatif. Produksi yang diperlukan dengan skenario III pada agroekosistem dataran
rendah dengan siklus optimal (6 siklus/tahun) adalah 121 020 gram, sedangkan
pada dataran tinggi dengan siklus optimal (5 siklus/tahun) adalah 118 310 gram.
Nilai IRR skenario III pada kedua agroekosistem memiliki nilai yang sama dengan
discount rate, sedangkan nilai B/C Ratio memiliki nilai lebih dari 1. Berdasarkan
analisis finansial yang dilakukan, usaha ini tidak feasible. Tantangan besar dalam
produksi benih TSS dengan menggunakan mini plant factory adalah mencapai
tingkat produksi yang menghasilkan kelayakan finansial.