Perlakuan Uap Panas dan Pengaruhnya Terhadap Mutu Buah Melon (Cucumis melo L.) Selama Penyimpanan
View/ Open
Date
2019Author
Hutabarat, Michael Alexander
Hasbullah, Rokhani
Solahudin, Mohamad
Metadata
Show full item recordAbstract
Melon sangat terkenal di masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis serta
kaya akan zat gizi dan juga berpotensi sebagai komoditas ekspor. Ekspor buah
termasuk melon perlu menerapkan perlakuan karantina yang benar untuk disinfestasi
hama / penyakit. Hama / penyakit yang biasa menyerang buah melon adalah lalat buah
jenis Bactrocera dorsalis (oriental fruitfly) dan Bactrocera cucurbitae (melon fly) serta
penyakit antraknosa yang disebabkan oleh cendawan. Salah satu jenis teknik karantina
yang tepat diterapkan pada buah melon adalah perlakuan uap panas (vapor heat
treatment / VHT). Dalam penerapan teknik VHT ini, suhu bagian dalam buah melon
harus mencapai suhu yang dibutuhkan untuk membunuh telur lalat buah yang
terinfestasi di dalam buah. Namun, mengukur suhu daging tanpa merusak buah melon
itu sendiri sangat sulit dilakukan sehingga diperlukan suatu persamaan matematis yang
dapat menggambarkan penyebaran suhu didalam buah selama proses VHT, salah
satunya ialah dengan menggunakan metode finite difference. Suatu perlakuan yang
diberikan kepada suatu komoditas terkadang dapat menyebabkan penurunan mutu yang
tidak dapat diketahui secara langsung setelah komoditas itu diberi perlakuan, sehingga
diperlukan pengamatan mutu secara berkala terhadap komoditas tersebut selama
penyimpanan.
Penelitian ini dilakukan dengan 2 tahapan penelitian. Tahap pertama ialah
melakukan simulasi program penyebaran panas di dalam buah melon menggunakan
program Visual Basic 6.0 berdasarkan sifat-sifat termofisik sampel buah melon sebagai
nilai masukan (input). Hasil simulasi tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil
pengukuran langsung menggunakan termokopel yang ditempatkan pada 3 titik
pengamatan yaitu permukaan buah, setengah tebal daging buah, dan daging buah paling
dalam. Setelah dibandingkan, dilakukan verifikasi model dengan melihat nilai
koefisien determinasi (R2) dan Root Mean Square Error (RMSE) dari data tersebut.
Tahapan kedua ialah pengamatan mutu melon yang telah diberikan VHT setiap 4 hari
selama 24 hari. Terdapat 4 taraf percobaan yaitu VHT selama 10 menit, 20 menit, 30
menit pada suhu 46.5oC, dan kontrol. Pengamatan yang dilakukan meliputi laju
respirasi, susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut (TPT) dan warna buah meliputi
nilai L, a* dan b*.
Hasil verifikasi menunjukkan bahwa model cukup akurat dalam menduga suhu
buah dengan nilai R2 sebesar 0.9903 dan nilai RMSE sebesar 1.4054 oC. Dengan
demikian, program simulasi dengan menggunakan metode finite difference ini dapat
diterapkan untuk mensimulasikan penyebaran panas serta menduga suhu buah melon
selama proses VHT. Hasil pengamatan mutu selama 24 hari menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan nyata antara mutu buah melon yang diberikan perlakuan VHT dengan
kontrol dan setelah dibandingkan dengan mutu fisik melon SNI 7738:2013, seluruh
syarat mutu fisiknya terpenuhi. Perlakuan VHT selama 30 menit pada suhu 46.5oC
dianggap sebagai perlakuan terbaik karena dapat memberikan tingkat mortalitas 100%
pada lalat buah Bactrocera dorsalis dan dapat mempertahankan mutu buah.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2209]