Show simple item record

dc.contributor.advisorHasbullah, Rokhani
dc.contributor.advisorSolahudin, Mohamad
dc.contributor.authorHutabarat, Michael Alexander
dc.date.accessioned2019-09-30T04:36:10Z
dc.date.available2019-09-30T04:36:10Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98708
dc.description.abstractMelon sangat terkenal di masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis serta kaya akan zat gizi dan juga berpotensi sebagai komoditas ekspor. Ekspor buah termasuk melon perlu menerapkan perlakuan karantina yang benar untuk disinfestasi hama / penyakit. Hama / penyakit yang biasa menyerang buah melon adalah lalat buah jenis Bactrocera dorsalis (oriental fruitfly) dan Bactrocera cucurbitae (melon fly) serta penyakit antraknosa yang disebabkan oleh cendawan. Salah satu jenis teknik karantina yang tepat diterapkan pada buah melon adalah perlakuan uap panas (vapor heat treatment / VHT). Dalam penerapan teknik VHT ini, suhu bagian dalam buah melon harus mencapai suhu yang dibutuhkan untuk membunuh telur lalat buah yang terinfestasi di dalam buah. Namun, mengukur suhu daging tanpa merusak buah melon itu sendiri sangat sulit dilakukan sehingga diperlukan suatu persamaan matematis yang dapat menggambarkan penyebaran suhu didalam buah selama proses VHT, salah satunya ialah dengan menggunakan metode finite difference. Suatu perlakuan yang diberikan kepada suatu komoditas terkadang dapat menyebabkan penurunan mutu yang tidak dapat diketahui secara langsung setelah komoditas itu diberi perlakuan, sehingga diperlukan pengamatan mutu secara berkala terhadap komoditas tersebut selama penyimpanan. Penelitian ini dilakukan dengan 2 tahapan penelitian. Tahap pertama ialah melakukan simulasi program penyebaran panas di dalam buah melon menggunakan program Visual Basic 6.0 berdasarkan sifat-sifat termofisik sampel buah melon sebagai nilai masukan (input). Hasil simulasi tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran langsung menggunakan termokopel yang ditempatkan pada 3 titik pengamatan yaitu permukaan buah, setengah tebal daging buah, dan daging buah paling dalam. Setelah dibandingkan, dilakukan verifikasi model dengan melihat nilai koefisien determinasi (R2) dan Root Mean Square Error (RMSE) dari data tersebut. Tahapan kedua ialah pengamatan mutu melon yang telah diberikan VHT setiap 4 hari selama 24 hari. Terdapat 4 taraf percobaan yaitu VHT selama 10 menit, 20 menit, 30 menit pada suhu 46.5oC, dan kontrol. Pengamatan yang dilakukan meliputi laju respirasi, susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut (TPT) dan warna buah meliputi nilai L, a* dan b*. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa model cukup akurat dalam menduga suhu buah dengan nilai R2 sebesar 0.9903 dan nilai RMSE sebesar 1.4054 oC. Dengan demikian, program simulasi dengan menggunakan metode finite difference ini dapat diterapkan untuk mensimulasikan penyebaran panas serta menduga suhu buah melon selama proses VHT. Hasil pengamatan mutu selama 24 hari menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata antara mutu buah melon yang diberikan perlakuan VHT dengan kontrol dan setelah dibandingkan dengan mutu fisik melon SNI 7738:2013, seluruh syarat mutu fisiknya terpenuhi. Perlakuan VHT selama 30 menit pada suhu 46.5oC dianggap sebagai perlakuan terbaik karena dapat memberikan tingkat mortalitas 100% pada lalat buah Bactrocera dorsalis dan dapat mempertahankan mutu buah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPost Harvest Technologyid
dc.subject.ddcCucumis Meloid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePerlakuan Uap Panas dan Pengaruhnya Terhadap Mutu Buah Melon (Cucumis melo L.) Selama Penyimpananid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPerlakuan uap panasid
dc.subject.keywordmelon, kualitas buahid
dc.subject.keyworddisinfestasi hamaid
dc.subject.keywordfinite differenceid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record