Pemurnian selulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) secara biologi dan kimiawi untuk pembuatan Na-CMC
View/ Open
Date
2019Author
Manek, Kornelia Rosvita
Artika, I Made
Panji, Tri
Metadata
Show full item recordAbstract
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan limbah lignoselulosa
yang belum dimanfaatkan secara optimal yang berasal dari Tandan Buah Segar
(TBS) yang memiliki kadar selulosa 32.57%, hemiselulosa 27.70%, dan lignin
26.49%. Kandungan selulosa TKKS yang cukup tinggi dapat dimanfaatkan
sebagai produk turunan selulosa yang memiliki nilai ekonomi seperti
karboksimetil selulosa. Carboxymethyl Cellulose (CMC) merupakan zat aditif
nabati yang banyak diaplikasikan dalam bidang industri kosmetik, tekstil, farmasi,
detergen, pengeboran (minyak dan gas) dan industri pangan sebagai pengental,
pengikat dan bahan penstabil emulsi. Pemurnian selulosa dilakukan melalui tiga
metode yaitu pertama, menggunakan jamur pelapuk putih dimana TKKS sebagai
baglog yang dilanjutkan pemurnian TKKS sisa baglog dengan NaOH; kedua,
pemurnian TKKS dengan NaOH dan ketiga pemurniaan TKKS dengan NaOH dan
dilanjutkan penambahnan asam asetat dan NaCl. Selanjutnya, sintesis natrium
karboksimetil selulosa (Na-CMC) melalui dua tahap yaitu alkalisasi dan
karboksimetilasi, menentukan kadar selulosa TKKS dan karakteristik Na-CMC
TKKS.
Pengujian α-selulosa dan karakterisasi Na-CMC TKKS dilakukan di Balai
Besar Pulp dan Kertas. Hasil uji menunjukkan kadar α-selulosa TKKS dari ketiga
metode sebagai berikut : Metode I sebesar 96.98%, metode II sebesar 98.14% dan
metode III sebesar 98.08%. Kadar α-selulosa TKKS tertinggi pada metode II
yang menggunakan pretreatment kimiawi meliputi tahap bleaching dengan
NaOCl dan pemurnian selulosa dengan NaOH 17.5%. Hasil analisis FTIR
menunjukkan terdapat sembilan bilangan gelombang dan memiliki pola
kemiripan yang sama dengan spektrum FTIR α-selulosa komersial.
Karakterisasi CMC meliputi derajat susbtitusi, viskositas, kemurnian dan
gugus fungsi. Hasil analisis menunjukkan derajat susbtitusi Na-CMC TKKS pada
ketiga metode dihasilkan memenuhi SNI CMC mutu I secara berturut-turut yaitu
0.82, 1.04 dan 1.03. Hasil viskositas diperoleh yang memenuhi SNI mutu I yaitu
pada metode II dan metode III sebesar 43.6 dan 59 cP, sedangkan metode I
memiliki viskositas yang memenuhi SNI CMC mutu II sebesar 17.8 cP.
Sementara itu, kemurnian yang diperoleh dari ketiga metode memenuhi SNI CMC
mutu II secara berturut-turut yaitu sebesar 84.44, 92.37 dan 86.26%. Kemurnian
tertinggi terdapat pada metode II yang dapat diaplikasikan dalam industri detergen,
pengeboran minyak dan gas, serta pertambangan. Hasil analisis FTIR
menunjukkan enam bilangan gelombang yang memiliki pola yang mirip dengan
Na-CMC komersial. Terdapat adanya kontituen karboksimetil yaitu pada 1601
dan 1418 cm-1 dengan gugus fungsional –C=O dan CH2.