Penyusunan Master Plan Teknologi Informasi Perusahaan Utilitas Air Menggunakan Pendekatan Enterprise Architecture Berbasis ERP (Studi Kasus Perusahaan Air Minum XYZ).
View/ Open
Date
2019Author
Fatimah, Hilmi Azmi
Hermadi, Irman
Nurhadryani, Yani
Metadata
Show full item recordAbstract
Air merupakan sumberdaya vital yang dibutuhkan manusia untuk menjalankan kehidupan. Perusahaan utilitas air bertanggung jawab mengatur air agar layak dikonsumsi mulai dari proses pengambilan, pengolahan, pembagian air ke rumah pelanggan sampai pada pengolahan limbah. Perusahaan utilitas memiliki proses bisnis yang kompleks dan melibatkan banyak pelanggan yang beragam. Untuk menunjang proses bisnis perusahaan agar dapat memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan, dibutuhkan implementasi Teknologi Informasi (TI) yang menyeluruh dan terintegrasi seperti Enterprise Resource Planning (ERP). Sebelum mengimplementasikan ERP, perlu dibuat rancangan awal yang dituangkan dalam master plan TI berbasis ERP agar implementasi dapat memberikan dampak strategis sesuai dengan tujuan bisnis perusahaan.
Penelitian ini mengembangkan master plan perusahaan utilitas air dengan studi kasus Perusahaan Air Minum XYZ dengan skala wilayah Kota. Data proses bisnis Perusahaan Air Minum XYZ didapatkan melalui wawancara antara perwakilan stakeholder pada perusahaan. Master plan TI dibuat menggunakan pendekatan Enterprise Architecture (EA) dengan framework TOGAF ADM. Penelitian ini mengembangkan master plan TI menggunakan TOGAF ADM sebagai tahapan dalam mengembangkan master plan TI dan mengadopsi referensi model ERP khusus perusahaan utilitas air. Tahapan yang dilakukan pada perancangan arsitektur enterprise terdiri atas preliminary, vision architecture, business architecture, application architecture dan data architecture. Rancangan master plan TI ini menghasilkan 23 solusi TI terintegrasi berbasis ERP. Dua puluh tiga solusi TI terintegrasi terdiri atas 8 modul ERP umum, 5 modul ERP Industry Solution Utilities (IS-U) dan 10 aplikasi terintegrasi. Delapan modul ERP yang direkomendasikan adalah Finance Accounting, Controlling, Material Management, Sales and Distributio, Plant Maintenance, Project System, Human Resource dan Quality Management. Kelima modul ERP IS-U terdiri atas Device Management, Billing and Invoice, Work Management dan Customer Service. Sedangkan kesepuluh aplikasi terintegrasi adalah Supervisory Controlling and Data Accusition (SCADA), Geographic Information System (GIS), Sistem Pencatatan Reservoir (SPR), Advanced Meter Reading (AMR), Customer Relationship Management (CRM), Omni Channel, Strategic Sourcing Procurement, e-Office, Business Intelligent (BI) dan Laboratory Information Systems (Lab-IS).
Setelah merancang master plan TI berbasis ERP, tahapan selanjutnya adalah melakukan strategi implementasi ERP terhadap 23 solusi TI terintegrasi perusahaan utilitas air. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi strategi implementasi ERP adalah Interpretive Structural modeling (ISM). Teknik pengambilan data yang digunakan adalah penyebaran kuisioner kepada 5 pakar di bidang ERP dan EA. Berdasarkan pengolahan kuisioner menggunakan ISM, didapatkan strategi implementasi berupa strategi Big-bang. Dengan kata lain untuk mengimplementasikan 23 solusi TI tersebut dilakukan secara serempak dalam satu
periode yang disepakati oleh perusahaan. Karena dirasa strategi Big-bang kurang sesuai untuk kondisi perusahaan air minum XYZ, maka pakar melakukan validasi hasil dengan memberikan solusi alternatif berupa strategi phased-rollout yang terdiri dari 4 level (fase) implementasi secara bertahap. Level 4 didominasi oleh modul ERP terkait keuangan, beberapa modul logistik, modul ERP IS-U serta beberapa aplikasi terintegrasi seperti SCADA, Lab-IS, e-Office. Pada Level 3, modul melengkapi modul ERP terkait logistik dan beberapa modul ERP IS-U. Level 2 berfokus pada aplikasi terintegrasi yang lebih berkembang dari segi inovasi namun memiliki kepentingan yang kurang dibandingkan modul dan aplikasi di level sebelumnya. Sedangkan pada Level 1 berfokus kepada aplikasi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan dunia bisnis digital. Keempat level tersebut kemudian dipetakan ke dalam timeline implementasi dalam jangka waktu 5 tahun. Untuk tahun pertama dan kedua merupakan modul dan aplikasi yang berada di level 4, tahun ketiga level 3, tahun keempat level 2 sedangkan tahun kelima merupakan aplikasi yang berada di level 1.